Jepang : Wajah Asia dengan Kemajuan Teknologi dan Budaya


Sumber : Pixabay.com

Jepang, sebuah negara yang sangat familiar di telinga kita, termasuk bagi bangsa Indonesia.  Negara yang terkenal dengan julukan negeri sakura itu telah menjadi salah satu icon negara maju di dunia. Kemampuan akan teknologi dan industrinya telah menyejajarkan negeri matahari ini dengan negara eropa, seperti Amerika, Jerman, Prancis dll. Melintas ke masa silam, kehancuran Jepang dan keterpurukan akibat bom yang dijatuhkan pihak sekutu telah meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Justru yang terjadi adalah, Jepang telah menjadi bangsa yang mampu mengejar ketertinggalan dan bangkit melesat menggungguli negara-negara yang dahulu meninggalkannya. Kini, negara yang terletak di Asia Timur itu, bahkan telah banyak mengupayakan hal-hal baru di bidang teknologi dan industri demi kemajuan dan kemudahan umat manusia pula. Bukan saja pada entitas kemajuan dalam hal teknologi, tetapi bangsa kita tentunya dapat belajar jauh lebih dalam mengenai etos kerja, budaya dan keramahtamahan yang masih dipegang teguh sebagai bangsa Timur oleh Jepang.
Di mata orang Indoensia khususnya, Jepang adalah sebuah negara dengan kemodernan yang tinggi. Penciptaan robot, pengadaan PLTN yang menjadi salah  pasokan energi listrik, hingga peralatan lainnya yang memiliki teknologi tinggi dan mampu memberi kemuduhan. Disadari maupun tidak, alat transportasi yang lazim berseliweran di jalanan pun merupakan salah satu produk dari Jepang, seperti motor Honda, Walkman Sony, Toyota dll. Kesemuanya bukanlah semata-mata didapatkan dari sesuatu yang serba instan. Sikap individu  Jepang yang terus memegang teguh prinsip, tegas, tekun, patriotik dan toleran yang mampu mengantarkan Jepang sebagai basis negara maju dunia.
Revolusi Kaizen sebagai salah satu revolusi yang dicetuskan oleh Kaisar Jepang waktu itu, telah menjadi landasan pacu dalam bergerak. Orang banyak menyebutnya Revolusi Kaizen. Kaizen merupakan satu pondasi Jepang dalam melakukan improvisasi yang berkelanjutan. Peningkatan modal keahlian yang menjadi basis utama diimbangi beragam proses, telah mendukung Jepang untuk mampu menjadikan sumber daya manusianya berkompetsi di dunia modern. Hingga tak mampu di pungkiri bahwa orang-orang Jepang menjadi incaran bagi para perusahaan Industri besar di Dunia. Hal ini diamini oleh makin banyaknya penelitian  yang menghasilkan riset di dominasi oleh bangsa Jepang. Bagi Jepang, modernisasi adalah sebuah keniscayaan, sebuah bangsa mestinya harus akomodatif. Maksudnya, saat ini sistem kapitalisme liberal telah merajai banyak sektor kehidupan. Namun, tidak seluruh isinya berdampak positif bagi kemajuan bangsa, Untuk itu, perlu penyaringan terhadap sisi buruknya yang berdampak pada eksploitasi besar-besaran. Kemandirian ekonomi berbasis kerakyatan harusnya menjadi acuan pemerintah dalam menyusun undang-undang. Sehingga, kemampuan mengadapatasi serta memperbaharuinya menjadi sebuah inovasi telah menjadi ciri khas utama bangsa Jepang.  Sebuah inovasi yang dapat dihasilkan rupanya dapat membawa perubahan pada kemudahan yang lebih berarti.

Sumber : pixabay.com
Sisi lainnya yang tentu menjadi pelajaran yang berharga adalah orientasi terhadap ilmu pendidikan. Di Jepang, pendidikan menjadi perhatian yang serius bagi bangsa ini. Ingat dengan ucapan Kaisar Jepang setelah negaranya dihancurkan? Kaisar tersebut menanyakan “Berapa jumlah guru yang masih ada?”. Ia  tidak menanyakan tentang jumlah panglima perang atau amunisi yang tersisa. Bercermin pada Jepang, prinsis kaizen yang mendunia itu, tentunya tidak akan terjadi jika tidak didahului Restorasi Meiji yang memberikan kesempatan belajar pada anak bangsanya secara luas. Sektor pendidikan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan bangsa. Kaisar Hirohito pada waktu itupun telah memerintahkan kepada ibi-ibu korban perang untuk membuka bun-ko, yaitu perpustakan kecil di setiap RT. Pendidikan yang signifikan telah melahirkan pola belajar yang berkesinambungan, hingga diwujudkan dengan budaya membaca.
Membaca merupakan suatu kebutuhan layaknya sandang, pangan dan papan bagi bangsa Jepang. Dampaknya memang tidak mengherankan bila dalam kehidupan sehari-hari. Di stasiun, perpustakaan, di jalan atau di manapun mereka berada. Hingga rata-rat jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun diperkirakan 1.400 juta jilid, majalah bulanan ( 2.500 juta) jilid, majalah mingguan (1.700 juta) jilid. Hingga dapat diperkirakan bahwa dalam setahun, setiap orang Jepang membaca kira-kira 12 buku dan 35 majalah. Perputaran uang dari penjualan buku dan majalah itu sekitar 2 triliyun yen. Suatu angka yang menakjubkan dibandingkan dengan realita yang terjadi di negara kita.Dengan keadaan pendidikan yang terpenuhi baik sarana dan prasarana, tentunya akan menghasilkan bibit-bibit unggul, baik dari segi intelektual, emosional maupun spiritual. Dengan pendidikan pulalah masyarakat pembelajar mampu tercipta, hingga akan terus tumbuh dan melahirkan bibit-bibit pembelajar di masa mendatang.
Di mata kebanyakan orang Indonesia pula, Jepang merupakan salah satu negara yang bangkit dengan tetap memegang teguh budaya. Meskipun pembaharuan yang terus menjalar di sana sini layaknya jamur di musim penghujan. Kenyataannya, ia tetap mampu menjadikan masyarakatnya berkarakter kuat. Ketegasan dalam memegang tadisi ketimuran, menjadikan terpelihara norma kesopanan bersama tingginya tingkat pengetahuan yang melekat kuat.
Kalau kita bandingkan dengan negara kita, terlebih fakta bahwa kita merupakan negara dengan jumlah muslim yang mayoritas. Bila kemodernitasan yang terus datang dan dapat disaring dengan nilai, norma  yang mengacu pula pada pancasila, niscaya pula kemandirian akan terbentuk secara alamiah. Hingga ketika karakter tumbuh maka yang ada akan ada sikap kebangsaan yang terus menyala. Sebagai salah satu contohnya adalah kebudayaan kimono, ikebana dan festival tradisional, melekat kuat dalam keseharian bangsa ini. Mereka memegang teguh kebuduyaan yang telah diwariskan secara turun menurun oleh para leluhur. Meski saat ini, pola kebudyaan yang terus melaju seiring pergerakan modernisasi. Bila keadaan yang terjadi demikian, tentulah tidak mungkin, klaim kepemilikan kebudayaan bangsa dapat direbut begitu saja oleh negara lain.
Dalam banyak hal, baik  di bidang kebudayaan, pemerintahan, pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sosial, hingga IPTEK. Jepang merupakan salah satu negara yang mampu dijadikan acuan bagi perkembangan sebuah negara. Karena sejatinya sebuah negara, bukanlah sebuah perebutan kekuasaan semata yang berdampak pada terbengkalainya seluruh tatanan dalam bidang kehidupan lainnya. Jepang di mata orang Indonesia merupakan negara dengan kemajuan yang melesat kencang, negara dengan sistem tatanan yang berusaha menyeimbangkan dalam seluruh lini kehidupan. Keberhasilan Jepang tentunya merupakan suatu visi yang akan diwujudkan  bangsa Indonesia nantinya. Indonesia yang telah dianugerahi SDM dan SDA yang begitu melimpah ruah tentunya memiliki kemungkinan yang terbuka lebar untuk dapat mencontoh bangsa Jepang.

Tidak ada komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)