Berbagi Kecakapan Membuat Sabun Kertas dan Konektor Masker di Rumah Singgah Al Ma'un Kota Bengkulu

                                                  Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021


Tidak seperti hari biasanya-sore itu, aku sudah berencana pulang agak terlambat dari kantor. Bukan karena sebab, pengabdian masyarakat mandiri yang sudah dipersiapkan jauh hari oleh tim kami, akan  diselenggarakan sore itu. Memilih waktu sore hari pun lebih dikarenakan persoalan koordinasi. Para ibu-ibu yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini lebih mudah dikumpulkan di sore hari lantaran mereka lebih santai selepas melaksanakan aktivitas harian. Kegiatan yang digawangi oleh rekanku-Diyas, memang mengambil lokasi di Rumah Singgah Al Maun. Rumah Singgah ini terletak di Jalan S. Parman, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu. Rumah Singgah ini pun sudah cukup lama berdiri, yakni sejak tahun 2016 silam. 

Serta merupakan binaan dari beberapa pihak, mulai dari Dinas Sosial serta pihak Yayasan Organisasi Muhammadiyah Bengkulu. Banyak pihak yang terlibat secara aktif dalam pendampingannya. Tak heran, beberapa relawan mahasiswa dari UMB maupun jurusan kejahteraan sosial UNIB turut serta memberikan pendampingan untuk anak-anak jalanan yang ada di sana.

Bila hendak menuju kesana, lokasi utama yang paling mudah jadi petunjuk adalah Indomaret UMB.  Lokasi Rumah Singgah berada tepat di gang masuk sebelum Indomaret UMB tersebut. Lokasi ini masih bisa dilewati oleh kendaraan roda dua seperti motor. Kalau untuk mobil sih, sebaiknya parkir di depan indomaret UMB saja. Ini adalah kali pertama kunjunganku ke rumah singgah tersebut. Awalnya aku sempat nyasar.Beruntung salah satu mahasiswa berkenan menjemput dan memberi petunjuk lokasi. Tiba di lokasi, waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Suasana sudah dipadati oleh beberapa ibu-ibu yang terlihat duduk lesehan serta bercengkerama dengan rekan disebelah mereka masing-masing.

Tidak selang berapa lama, kegiatan pun dimulai. Diawali dengan pengantar dan penyampaian maksud dan tujuan kegiatan. Serta lazimnya tamu, tak lupa pula kami memperkenalkan diri kepada mereka. Kesempatan kali ini memang merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh kami (S1 Jurusan Sosiologi dan D3 Lab Science UNIB). Tim pengabdian masyarakat pada kegiatan ini antara lain : Diyas Widiyarti, Heni Nopianti, Fades dan Ika Pasca Himawati (Penulis). Kegiatan ini pun dibantu oleh 3 mahasiswa Jurusan Sosiologi, yakni : Dwijul Sandy, Fitra Hayati dan Reza. Meski masih jauh dari esensi pemberdayaan masyarakat sesungguhnya. Namun, kegiatan yang dilakukan kali ini pun pada dasarnya ditujukan sebagai langkah kecil dalam rangka memberdayakan diri para ibu-ibu tersebut. Salah satunya memberikan keterampilan membuat sabun kertas dan konektor masker cantik.

Untuk pembuatan sabun kertas, kegiatan dipandu oleh salah seorang rekan kami-Mba Fades yang berasal dari D3 Lab Science UNIB. Bisa dibilang, keterampilan yang diberikan tergolong sederhana dan mudah dipraktekkan. Bahkan bila memang diseriusi maka dapat mendatangkan pendapatan bagi ibu-ibu tersebut. Terlebih bila dikemas secara menarik, maka sabun kertas dapat dijual. Di masa pandemi seperti sekarang ini, semua atribut yang berkaitan dengan protokol kesehatan menjadi hal yang banyak dicari dan dibutuhkan oleh banyak orang. Seperti halnya sabun kertas yang hendak dibuat kali ini. Pada pembuatan sabun kertas, bahan yang dibutuhkan adalah sabun cair dan kertas. Nah, untuk kertas sendiri sih sebenarnya bisa menggunakan berbagai jens kertas. Lebih dianjurkan bila menggunakan kertas minyak. Salah satu rekan kami memulai memotong kertas menjadi beberapa bagian. Kemudian ia mengolesi kertas-kertas yang sudah dipotong dengan sabun menggunakan kuas.

“Oles secara merata ke semua bagian kertasnya, Bu, “ujarnya kala itu.




Setelah semua diolesi secara merata, kita lantas dapat menjemurnya hingga kering. Kertas yang sudah diolesi sabun dan sudah kering, dapat dikemas sedemikian rupa. Sehingga ketika kita lupa dan tidak sempat membawa sabun botol, maka sabun kertas yang sudah dibuat dapat digunakan karena praktis dan dapat dikantongi di tas maupun saku celana. Cukup dengan menggosokkannya, maka sabun kertas yang sudah kering akan menghasilkan busa sebagaimana kita mencuci tangan dengan sabun botol. Simpel dan praktis, bukan?!


 

Wajah antusias para ibu-ibu semakin terlihat jelas tatkala beranjak ke kegiatan selanjutnya, yakni pembuatan konektor masker cantik nan sederhana. Kegiatan kali ini dipandu oleh rekanku-Diyas. Ia menyampaikan beberapa bahan dan alat yang digunakan. Untuk bahan sendiri, kita dapat menggunakan bahan karet yang biasanya digunakan untuk celana, beberapa manik dan hiasan masker lainnya yang berasal dari pernak pernik seperti pita.Tak lupa kancing ukurang sedang, serta jarum dan benang. Para ibu-ibu yang hadir diberi masing-masing perlengkapan pembuatan konektor masker. Diawal, mereka diminta untuk dapat menyimak penjelasan secara ringkas yang disampaikan oleh rekanku tersebut. Hingga kemudian, yang bersangkutan memberikan contoh serta mempraktekannya. Tak berselang beberapa lama, para ibu-ibu tersebut lantas mempraktekannya dengan semangat. Canda tawa dan celotehan dari para ibu-ibu tentu saja mewarnai praktek yang dilakukan sore itu. Bu Heni (tim ku) serta aku pribadi tak ketinggalan untuk mencoba membuat konektor masker sederhana itu. Sekitar 20 menit berselang, beberapa konektor masker terlihat sudah jadi. Para ib-ibu masih sibuk merapikan konektor masker yang sudah mereka buat. Sesekali rekanku bertanya kepada para ibu-ibu tersebut. Satu dua mengangguk, sisanya masih sibuk merapikan konektor masker yang dibuat. Hingga kemudian, konektor masker yang sudah dibuat pun dilombakan. Para ibu-ibu diminta untuk mengangkat konektor masker yang sudah dibuat. Konektor masker yang memiliki tingkat kerapian yang baik, maka mendapatkan penilaian. Suasana riuhpun terjadi, ibu-ibu dengan sigap mengangkat dan berteriak untuk menunjukkan konektor masker buatan mereka masing-masing. Seru, itu satu kata yang terjadi kala itu. 

Setelah acara penilaian selesai. Kami pun tak lupa menyerahkan kenang-kenangan berupa parcel berisi sabun yang dapat digunakan untuk para ibu-ibu dalam membuat sabun kertas. Tak terasa, durasi dua jam berlalu dengan cepat. Beruntungnya kami bisa bertemu dengan para ibu-ibu dan beberapa anak di rumah singgah tersebut. Setidaknya, ada upaya berbagi, meski sedikit yang bisa dilakukan untuk para ibu-ibu tersebut. Meski terbilang kecil, namun langkah tersebut setidaknya menjadi salah satu upaya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat.Ohya, disamping itu, bila ada rekan-rekan yang ingin berkontribusi baik materi maupun non materi maka dapat langsung di Rumah Singgah tersebut. Maka rekan-rekan dapat langsung ke lokasi kegiatan ya.

8 komentar

  1. Jadi penasaran mau liat langsung proses pembuatannya...

    BalasHapus
  2. Keren mba. Langkah kecil yang gak semua orang bisa lakukan. Lagipula, kita gatau mungkin bagi ibu-ibu yang disambangi, kegiatan itu penting, bisa menambah skill diri :))

    BalasHapus
  3. Wah kreatif ni bu dosen...kegiatan pengabdian masyarakatnya sangat bermanfaat buat masyarakat di masa pandmic ini, suka dan cocok materinya ya..

    BalasHapus
  4. Kegiatan nya positif banget ika
    Ibu2 disana jadi dapat keterampilan baru ya membuat konektor masker dan sabun kertas
    Keren

    BalasHapus
  5. Ada ya rumah singgah di kota Bengkulu hehe, aku baru tau nih de. Bagus juga untuk diperhatikan mereka yang tidak memiliki tempat tinggal

    BalasHapus
  6. Masyallah.. Konektor hijabnya bolehlah ini mbak. Aku mau. Hehee

    BalasHapus
  7. MasyaAllah keren nih Mbk bentuk pengabdian masyarakatnya. InsyaAllah bermanfaat dan menginspirasi ☺

    BalasHapus
  8. Wah diberdayakan betul ya ibu-ibu di rumah singgah ini. Apalagi keterampilan yang diajarkan memang tepat guna di masa sekarang.

    BalasHapus

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)