Pergeseran Makna Pahlawan di Era Kekinian

  


Perkembangan zaman menjadi sebuah keniscyaan yang membawa ragam perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah Teknologi. Teknologi menghasilkan media seperti : Televisi, media elektronik, media sosial yang telah membawa manusia pada perubahan paradigma dan cara berpikir. Termasuk diantaranya dalam aspek memahami Pahlawan. Coba kita ingat kembali? Dulu di era 1990-an, pahlawan digambarkan sebagai sosok yang begitu mengagumkan , gagah berani yang berani berkorban jiwa dan raga. Namun, seiring perkembangan zaman, gambaran sosok pahlawan yang idela tersebut telah mengalami bergeseran dan perubahan bentuk. Perubahan tersebut diyakini karena adanya peranan besar media. 
Bila disadari, media telah menciptakan pahlawan-pahlawan baru yang mempengaruhi nilai-nilai dan gaya hidup penonton, khususnya pada anak dan remaja (Efianingrum, 2005:26). 
sumber : www.google.com
Media seolah mengiring bergesernya konsep pahlawan yang semula merupakan  tokoh yang  luar biasa berani, berprinsip dan rela berkorban. Namun tereduksi menjadi tokoh rekaan dan dikemas untuk menanamkan kesadaran mengenai pahlawan kontemporer (Efianingrum, 2005:27). Media telah menempatkan kesan dan citra pada pahlawan-pahlawan rekaan ini. Akibat yang  dirasakan bahwa saat ini pahlawan bukan lagi sosok dengan pribadi yang luar biasa namun lebih pada publik figur yang dikultuskan dengan sebutan idola. Menurut Efianingrum (2005:27) kriterium pahlawan yang dimaknai secara konvensional telah mengalami involusi karena terus bertumbuhnya budaya populer yang dicitrakan oleh media mengenai pahlawan rekaan baru. Ditambah beragam tontonan yang lebih mengedepankan hiburan serta menjamurnya berbagai ajang pencarian bakat. Kondisi ini lantas memunculkan konsep pahlawan kontemporer sebagai tokoh  yang  lebih banyak berasal dari kalangan artis dan selebritas Mereka adalah sosok-sosok yang dicitrakan memiliki kemampuan dan kesempurnaan serta kepemilikan harta yang melimpah. Padahal para pahlawan kontemporer tersebut memiliki dua sisi kehidupan yang berbeda, antara on stage dan off stage. Sama seperti manusia pada umumnya, perilaku yang dilakukan seolah memiliki dua sisi yang kadang berbeda yang terkadang berbeda dari yang dicitrakan. Meskipun ada sisi karya dan prestasi yang disajikan. Namun, tidak sedikit perilaku negatif yang terpotret.  Apalagi intensitas dan konsumsi media oleh para anak-anak dan remaja terus menerus berlangsung. Mereka adalah para generasi milenial yang begitu lekat dengan media. 

Tidak mustahil, perilaku-perilaku negatif dapat ditiru oleh anak-anak dan remaja yang tengah melakukan pencarian jati diri. Pun ketika ditanya mengenai cita-cita, para anak-anak dan remaja tersebut akan lebih senang bila menjadi artis dan publik figur. Tak mengherankan kiranya bila mereka akan jauh lebih hapal dengan para tokoh di media dibandingkan dengan pahlawan nasional. Hal ini merupakan bentuk tantangan pendidikan bagi generasi milenial saat ini. Oleh karena itu, perlu adanya role model atau teladan yang menjadi acuan nilai dan berperilaku bagi anak-anak dan remaja. Sehingga mereka memiliki critical thingking yang mampu menjadi dasar guna memfilter berbagai kondisi dan kemungkinan negatif dari berbagai perubahan sosial yang terjadi. Teladan terdekat ialah orang tua. Serta tokoh masyarakat yang memang mampu menjadi acuan dalam bersikap. Namun saat ini, tokoh-tokoh tersebut pun nyaris tidak mudah ditemukan ditengah berbagai kemelut yang terjadi di tengah masyarakat kita saat ini. Oleh karenanya sosialisasi sebagai upaya pembelajaran menjadi penting untuk dilakukan sejak dini. Kemampun mendidik orang tua meski beranjak dari konsep konvensional dan mengarah pada kondisi kekinian. Sehingga relevan dan mampu diterima oleh para generasi milenial tersebut. Prosesnya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan dan bersama-sama. Sinergisitas dari berbagai lapisan masyarakat sangat dibutuhkan. Sehingga konsep pahlawan yang sesungguhnya dapat menjadi figur yang mampu diteladani perilakunya bukan sebagai pencitraan semata.

Disarikan dari : 
Efianigrum, Ariefa. 2005.Pergeseran Makna Pahlawan Bagi Remaja : Sebuah Tantangan Pendidikan. Jurnal Fondasia, Nomor 6/Tahun III/Maret 2005.

#Tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan nulisserempak dari Blogger Bengkulu

8 komentar

  1. Memang zaman now ini bikin mak-mak galau, agak susah memang memperlihatkan kepada anak sosok seorang tokoh yang bisa jadi acuan anak-anak. Semoga kita bisa menjadi terus lebih baik, jadi paling tidak kita bisa mengarahkan mereka

    BalasHapus
  2. Setuju banget kak... Media memang Besar pengaruhnya dalam hidup kita.. membawa perubahan demi masa ke masa

    BalasHapus
  3. Benar banget mba. Aku juga lebih hapal sama tanggal rilis film marvel daripada hari pahlawan nasional :(

    BalasHapus
  4. Semoga perfilman Indonesia makin baik, jadi pengenalan tokoh nasional juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih modern.

    BalasHapus
  5. Ide yang kreatif untuk berubah adalah intinya ya, salut buat orang seperti itu...

    BalasHapus
  6. Kalo publoc figur atau tokohnya baik ya nggak apa jadi idola ya mbak. Tapi jgn sampai lah lupa dengan para hero pahlawan kemerdekaan kita..

    BalasHapus
  7. Duh, ika tulisan ini kok ga masuk liat saaling BL ya. Udah di drop di fanspage beluuum

    BalasHapus
  8. Yah, tulisan ini penuh sarat makna tentang pahlawan dan motivasi menjadi lebih baik

    BalasHapus

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)