Berbicara batik
sebagai warisan budaya, hal itu akan terus menjadi perbincangan hangat.
Menyusul beberapa waktu yang lalu klaim batik sebagai warisan budaya serupa
mengaung pula di negara tetangga seperti Malaysia. Rupanya batik Indonesia
bukanlah satu-satunya yang ada di dunia, ada bentuk lainnya yang oleh beberapa
negara diklaim sebagai batik sebagai warisan budaya. Hal mendasar yang
membedakan antara batik Indonesia dengan yang lainnya ialah pada pada keanekaragaman
motif yang yang menjadi ciri khas dari masing-masing wilayah. Keanekaragaman tersebut
tampak dari berbagai batik yang dapat dijumpai di tanah air. Sebut saja
misalnya, ada batik bali, batik motif megamendung dari Cirebon, motif batik
burung kuau dan Rafflesia dari Bengkulu, motif batik Kalimantan, batik Solo,
batik pekalongan dll. Kesemuanya tentu mengalami masa sejarah yang berbeda-beda
di tiap wilayahnya. Namun dapat dipastikan bahwa nilai budaya dan seni jelas mengalir
dari masing-masing corak batik yang ada di tanah air. Dengan keanekaragaman dan
ciri khas tersebut, maka tak heran bila UNESCO PBB telah mengakui batik Indonesia
sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (Masterpiece of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 yang lalu.
Jejak Nama Ibu Negara " Fatmawati Soekarno Putri" Di Bandara Bengkulu
6 Jun 2017
Bila mendengar kata Bengkulu, kira-kira apa yang terlintas
dalam pikiran dan benak kalian? Barangkali sebuah pulau, provinsi atau
apa? Menariknya, ketika penulis bertemu dengan
salah seorang penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, ada seseorang yang sama
sekali tidak tahu kalau Bengkulu itu sebuah provinsi. Bahkan lain cerita lagi,
ada yang bilang Bengkulu itu berada di Sulawesi. Penulis sempat tertawa geli
mendengarnya, hingga mencoba meluruskan bahwa sebenarnya Bengkulu adalah sebuah
provinsi pemekaran dari Sumatera Selatan. Apa yang menarik dari provinsi ini? Tentu banyak, bila kita berbicara
mengenai batik, jangan salah, Bengkulu juga memiliki batik yang disebut dengan
Batik Besurek. Bengkulu pun sangat terkenal dengan kawasan pantai panjangnya
yang memiliki pasir putih dan tidak kalah eksotis dengan Kutai Bali. Disamping itu,ada
juga makanan khasnya berupa lempuk, yang menggunakan bahan baku durian dan dibentuk seperti dodol.
Bengkulu Tuan Rumah Apresiasi GTK Paud dan Dikmas Nasional 2017
3 Jun 2017
Bengkulu pada 9 -15 Juli
mendatang, jadi tuan rumah ajang penghargaan bergengsi 2017 di kalangan Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK) jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (Paud dan Dikmas) tingkat nasional.
Kegiatan apresiasi GTK Paud dan
Dikmas merupakan program tahunan dari Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengangkat tema GTK PAUD dan
Dikmas Berkarakter, cerdas dan profesional diharapkan kegiatan ini mampu
meningkatkan mutu pembinaan, memotivasi dan menyebarluaskan hasil karya GTK
PAUD dan Dikmas dalam rangka mengaktualisasi potensi yang dimiliki
Lomba
ini yang akan diikuti guru
paud dan tenaga pendidik masyarakat ini diantaranya inovasi pengelolaan
Paud
untuk Pengelola KB/TPA/SPS. Inovasi Pembelajaran Modifikasi dan Kreasi
Desain
Busana Kerja Wanita/Pria menggunakan bahan batik untuk Instruktur Kursus
Tata
Busana. Inovasi Pembelajaran Efisiensi Bahan bakar pada kendaraan sepeda
motor
sistem injeksi untuk Instruktur Kursus Otomotif Teknik Sepeda Motor.
Pengembangan pembelajaran pendidikan vokasi yang kreatif dan
inovatif dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan
untuk Tutor Paket C, dan 14 lomba lainnya.
Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Ade Erlangga
mengatakan, diselenggrakannya apresiasi GTK PAUD dan Dikmas di Bengkulu
merupakan perhatian khusus dari pemerintah pusat untuk dunia pendidikan di Provinsi
Bengkulu.
“Ini perhatian khusus dari
pemerintah pusat, karena memang bukan apresiasi ini saja, kemarin lawatan
sejarah nasional kemudian tahun depan ada debat Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
di Bengkulu dan juga kita usulkan untuk
LKS yang kemarin diselenggrakan di Solo, tahun depan kita minta di Bengkulu.”
Sementara itu, Plt. Sekda Provinsi
Bengkulu Gotri Suyanto berharap, melalui ajang apresiasi GTK PAUD dan Dikmas berprestasi
dapat meningkatkan mutu tenaga pendidik di Bengkulu.
“Perlu perhatian dari pelaku
pendidikan usia dini, sehingga diharapkan melalui momen ini bisa jadi solusi
masalah kriminalitas di Provinsi Bengkulu yang cukup tinggi” ujar Gotri.
Selain itu menurut Gotri,
pelatihan keterampilan juga sangat dibutuhkan dalam peningkatan sumber daya
manusia di Provinsi Bengkulu. Meskipun tingkat pengangguran rendah, dikatakan
Gotri, angka kemiskinan Provinsi Bengkulu lebih dari 17 % dan lebih tinggi dari
anggka nasional. (Fredy-MediaCenter Pemprov)
Hari Lahir Pancasila, Momentum Perkuat Ideologi Bangsa
1 Jun 2017
Sesuai
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, secara
serempak 1 Juni digelar upacara pengibaran bendera merah putih, termasuk di Provinsi
Bengkulu.
Wakil
Gubernur Rohidin Mersyah, bertindak sebagai inspektur upacara membacakan amanat
Presiden RI Joko Widodo, mengatakan Pancasila merupakan dasar bernegara dan
bermasyarakat. Pancasila 1 Juni merupakan hasil perumusan pendiri negara
setelah proses musyawarah yang melibatkan elemen di Nusantara. Oleh sebab itu,
keberagaman merupakan kodrat Indonesia yang tidak bisa diganggu gugat.
"Kita
harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak
ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran,
dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan," tutur Rohidin saat
membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo pada Upacara Peringatan Pancasila di
halaman kantor Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu, Kamis (1/6).
Pemerintah hadir untuk menguatkan nilai-nilai
Pancasila yang belakangan ini luntur, hal itu disebabkan muncul pihak-pihak
yang mengancam untuk merusak ideologi Pancasila. Masyarakat harus waspada
terhadap segala bentuk paham dan gerakan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
"Saat
ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah
ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial
yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong," ujar Rohidin
Dalam
kalimat penutup pidato sederet kalimat penyemangat pengamalan Pancasila
diserukan Presiden. "Selamat hari lahir Pancasila, kita semua Indonesia,
kita semua Pancasila, semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila, saya
Indonesia, saya Pancasila," tutur Rohidin dengan semangat menutup amanat Presiden
Joko Widodo. (Dimas-Media Center Pemprov)
Jejak Ramadhan di 5 Negara Eks Komunis
Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, ramadhan disambut dengan begitu meriah, lihat saja berbagai tempat seperti : mall, kantor dan berbagai ruang publik dipenuhi dengan baliho dan spanduk ucapan menyambut ramadhan. Tak ketinggalan pula tayangan sinetron dan iklan di televisi yang semuanya terasa lebih religi. Aktivitas di mesjid dan musala banyak diisi dengan beragam kajian agama. Di berbagai sudut jalan, akan kita dapati banyak orang berjualan makanan ringan, masakan, hingga berbagai jenis es untuk dijajakan menjelang berbuka puasa. Sungguh, nuansa ramadhan yang benar-benar terasa kental.
Namun, pernahkah kita membayangkan kondisi ramadhan di 5 negara eks/bekas komunis seperti Uni Soviet/USSR (Union of Soviet Socialist Republics)? Sebelum runtuh pada tahun 1991, Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya selain Amerika Serikat yang berhaluan komunis. Dikutip dari wikipedia, negara komunis merupakan salah satu istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem satu partai dan mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme, Leninisme, atau Maoisme). Bagi komunisme, agama dianggap sebagai candu yang hanya mengurangi produktivitas sumberdaya manusia.
Yuk,kita bahas jejak ramadhan di 5 negara eks komunis yang lepas setelah Uni Soviet runtuh!
1. ESTONIA
Dari sisi sejarah, Islam masuk ke negara ini sekitar tahun 889 melalui orang-orang tatar yang datang ke Estonia. Kaum muslimin di negara tersebut memang masuk kategori minoritas, yakni sejumlah 10.000 orang (1 % dari penduduk Estonia) dan tersebar di kawasan Tallin, Rakvere dan Narva. Mereka terdiri 65 % muslim Tatar yang menganut Suni dengan mahzab Hanafi dan sisanya merupakan muslim Azeris yang menganut paham Syiah. Nuansa ramadhan di negara ini jelas berbeda dengan negara kita. Tidak ada tayangan dan iklan menyambut ramadhan sepanjang hari. Ketika iftar tiba, umumnya dibuka dengan teh dan penganan manis semacam katlama (roti tipis yang diisi daging dan digoreng), kosh-tele (semacam keripik kering manis), salad, chak-chak (semacam keripik gurih yang disajikan dengan gula plus madu). Umumnya, selepas tarawih mereka akan makan masakan tradisional seperti shulpa (sup), dan tokmach (kaldu yang disajikan dengan roti yang diisi daging, kentang dan bubur.
Sumber : bujangmasjid.blogspot.com |
Langganan:
Postingan (Atom)