Wagub: Al Qur’an Membentuk Karakter Cerdas dan Religius

Bengkulu-MC. Di bulan Ramadhan 1438 Hijriah kali ini, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Kota Bengkulu menggelar kegiatan yang mengasah iman dan taqwa untuk membentuk karakter cerdas dan religius.
Kegiatan ini melibatkan para siswa/i dan guru. Beberapa diantaranya adalah muroqas Qur’an, tahfidz Qur’an, Pesantren Kilat, dan menjadi rangkaian acara adalah sholat dhuha berjamaah, Kultum, serta Taraweh berjamaah.

Kepala Sekolah SMKN 1 Dra. Evriza M.Pd., menjelaskan kegiatan ini bertujuan selain menyambut dan memperbanyak amal di bulan ramadhan. Serta mengajak para siswa/i lebih cerdas dalam intelektual, emosi dan spiritual, sebab mereka merupakan generasi penerus bangsa.

“Kegiatan ini untuk membentuk generasi penerus yang lebih religius. Sehingga mereka mengenal, membaca, dan mengamalkan Al qur’an pada kehidupannya sehari-hari,” tutur Evriza dihadapan para tamu

Wakil Gubernur Rohidin Mersyah yang turut hadir dalam kegiatan mengasah kemampuan membaca ayat Al qur’an di lingkungan sekolah Sekolah Kejuruan ternama di kota Bengkulu menuturkan bahwa ini merupakan kegiatan positif yang diselenggarakan, tentu para siswa/I harus berbangga dapat mengikuti kegiatan ini. Al qur’an penting untuk kehidupan, sebagai penuntun menuju kebaikan dan kebahagiaan.

“Pendidikan Qur’an penting untuk melangkahkan kaki kemanapun, jika siswa/i sudah memiliki ilmu tersebut tentu orang tua sudah tidak khawatir,” jelas Rohidin Mersyah saat membuka kegiatan iman dan taqwa (imtaq) Ramadhan 1438 H sekaligus meresmikan Masjid, di SMKN1 Bengkulu, Senin(29/5).

Wakil Gubernur berpesan kepada siswa/i untuk menikmati dan menjalani masa-masa sekolah dengan mencari hal-hal baik serta bermanfaat, sebab hal tersebut berguna di jenjang selanjutnya. Selain itu, Wagub ingin para siswa/i cerdas dalam menentukan tindakan maupun perilaku sehari-hari.

“Manfaatkan masa sekolah dengan baik, karena masa sekolah tiga tahun ini menentukan kedepannya. Jadilah anak yang cerdas dalam bersikap dan bertindak,” Ujar Rohidin Mersyah.

Mesjid Pesantren Al Fida, Kota Bengkulu


Mesjid Tampak Depan (www.berandaksara.com)

Mesjid Pesantren Al Fida merupakan mesjid yang berada di area Pesantren Al Fida yang telah berdiri sejak tahun 2013. Mesjid ini berlokasi di Jalan S.Parman 6 No 27, Padang Jati (300 meter masuk gang sebelah rumah makan SAIMEN).

Letaknya memang cukup strategis lantaran berada dekat dengan ruang publik seperti : Hotel Santika, Rumah Sakit Tiara Sella, Kantor Radio Republik Indonesia Provinsi Bengkulu. Untuk menuju kesana, kita dapat menjangkaunya dengan menggunakan kendaraan pribadi (motor dan mobil) maupun kendaraan umum seperti angkot. Bila menggunakan angkutan umum.  Kita dapat berhenti di depan gang mesjid, kemudian melanjutkan berjalan kurang lebih 300 meter untuk menuju ke mesjid Pesantren Al Fida.

(www.berandaksara.com)

Mesjid ini memiliki halaman yang cukup luas serta  berdiri kokoh ditengah lahan tanah berukuran 20 m x 20 m. Bangunannya terdiri dari 2 tingkat, yakni tingkat bawah digunakan untuk kantor para pengurus masjid sekaligus pengurus pesantren dan tingkat atas merupakan ruang utama bangunan mesjid. Sebagai tempat ibadah, mesjid ini memang didesain memiliki ruang ventilasi dan pencahayaan yang cukup baik. Sehingga membuat para jamaah dapat merasa nyaman dan tidak terlalu merasakan gerah/kepanasan ketika berada di mesjid untuk ibadah. Berikut ini  gambar yang diambil dari beberapa sudut bangunan mesjid pesantren Al Fida :

(www.berandaksara.com)
Suasana di ruangan mesjid (tempat salat laki-laki)


(www.berandaksara.com)
Suasana di ruangan mesjid (tempat salat perempuan)
Bagi kaum hawa, jangan khawatir, tempat wudhu dan toilet yang     disediakan cukup aman dan tertutup. Letaknya berada di lantai dasar. Sehingga untuk menuju ke toilet kita perlu menuruni beberapa anak tangga. Tak lupa pula tersedia fasilitas solat berupa mukena yang digantung di lemari kayu bila kita kelupaan membawa mukena.
 (www.berandaksara.com) / Tempat Wudhu dan toilet Bagi perempuan



 (www.berandaksara.com) /Mukena Bagi perempuan
Mesjid ini didirikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pesantren Quran yang berada di bawah naungan Yayasan Al Fida. Di mesjid ini para santri banyak melakukan aktivitas keseharian untuk mengaji, menghapal Quran dan melakukan kegiatan kajian lainnya seperti belajar tahsin dan tafsir dari para ustad dan ustadzah yang rata-rata telah hafiz Al Quran. 
Sebagai mesjid yang berada di ditengah masyarakat, mesjid ini bisa dikatakan hampir tidak sepi dengan aktivitas ibadah. Terlebih saat menjelang bulan ramadhan. Berbagai kegiatan ditawarkan oleh pihak takmir masjid kepada masyarakat umum dalam mengisi aktivitas ibadah di bulan ramadhan. Menjelang ramadhan misalnya, pihak takmir masjid telah membagi kegiatan ke dalam beberapa fase, yakni : fase pra ramadhan, ketika ramadhan dan pasca ramadhan. Fase pra ramadhan ditandai dengan kegiatan tabligh akbar, pawai ramadhan, milad pesantren Al Quran, Lomba Tahfizh Quran, dan wisuda Tahfizh Quran. 

Multikulturalisme : Semangat Dalam Merajut Bhineka Tunggal Ika



“Multikultural tidak berarti harus menghilangkan Identitas Daerah masing-masing.”

Kutipan singkat tersebut merupakan salah satu pernyataan menarik dari Dr. Agus Setiyanto, M.Hum selaku narasumber dalam seminar bertemakan “Culture For Future” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi FISIP UNIB (17/5) di Aula Gedung Pascasarjana FISIP. Melalui tema “Upaya Meningkatkan Jiwa Multikulturalisme Bagi Mahasiswa” kegiatan seminar  yang di moderatori oleh Ika Pasca Himawati ini merupakan rangkaian dari acara dies natalis HIMASOS FISIP UNIB yang ke 18.
Pada seminar tersbut, dengan gayanya yang khas, narasumber yang juga ahli sejarah Kota Bengkulu ini menjelaskan bahwa konsep multikulturalisme merupakan bentuk dari nilai yang hadir ditengah keberagaman masyarakat Indonesia. Sehingga dapat menjadi pedoman hidup dari seorang individu yang dapat dimanifestasikan melalui upaya menghargai budaya lain (toleransi) sekaligus menjadi dasar dalam memperkuat identitas budaya yang dimilikinya. Terlebih ditengah pengaruh budaya dari luar yang mengusung beragam –isasi maka penting kiranya mahasiswa selaku intelektual muda memposisikan diri untuk terus berupaya memperkuat jati diri dan merawat nilai budaya Indonesia.  Sehingga semangat ini menjadi pondasi guna memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika. 

Mau Jadi Penulis ? Perlu Baper, Loh !


Pangkalansastrawan#2 bulan Mei (14/5) yang diselenggarakan oleh FLP Bengkulu kali ini bertemakan “Menangkap Ide”.  Kegiatan ini diselenggarakan secara rutin tiap bulan di Sekolah Alam Indonesia, Simpang Empat Pantai Panjang. Kali ini,  pengurus FLP menghadirkan Elvi Ansori sebagai narasumber. Para peserta yang hadir terlihat begitu antusias menyimak materi yang disampaikan oleh sang narasumber. Dalam kesempatan tersebut, Elvi Ansori menjelaskan bahwa ide merupakan gagasan yang kadangkala seringkali datangnya disaat kritis dan tanpa sengaja. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang penulis perlu memiliki kepekaan tinggi, halus perasaan, jangan keras hati atau istilahnya zaman sekarang perlu memiliki Sikap BAPER lah. Sehingga setiap peristiwa yang dilihat, dirasakan, didengar dan ditangkap lantas dapat diolah menjadi ide tulisan.
Beliau pun menjelaskan bahwa setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan seorang penulis ketika menulis sebuah cerita,  yaitu  tulisan yang dibuat hendaknya harus bisa menjadi jendela, cermin serta pintu. Maksudnya menjadi jendela ialah tulisan tersebut dapat membuat pembaca mengetahui keadaan dunia luar yang sebelumnya belum ia ketahui. Menjadi sarana merefleksikan diri seperti sifat cermin sehingga membuat pembaca menyadari bahwa tulisan tersebut seolah menggambarkan peristiwa yang sedang ia hadapi.

Program KLA Harus Tumbuh Mulai Dari Tingkat RT/Dusun


Peran serta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten-kota dalam perlindungan anak jelas sangat dibutuhkan, bukan hanya geliat program dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA). Menyikapi hal ini, salah satu program KPP-PA yakni pembentukan Kota Layak Anak (KLA), diminta untuk ditumbuhkan mulai dari tingkat wilayah desa meliputi RW, RT/Dusun.
Deputi Perlindungan Anak KPP-PA Pribudiarta Nur Sitepu menjelaskan, selain komitmen politik dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten-kota berupa deklarasi bersama, dalam program KLA juga dilakukan pembentukan gugus tugas secara lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dikomandoi oleh masing – masing pemerintah daerah. Selain itu, partisipasi masyarakat juga sangat berperan dalam mengawasi dan melindungi anak dengan pembentukan unit perlindungan anak berbasis masyarakat.
“Ditingkan daerah permasalah anak merupakan permasalah holistik kompleks, jadi harus melibatkan OPD lainnya. Kita meminta pemerintah daerah untuk membahas langkah – langkah lebih lanjut mengisi generasi itu,” jelas Deputi Perlindungan Anak KPP-PA Pribudiarta Nur Sitepu, usai Penandatanganan MoU antara Gubernur dengan

Kementrian PPPA Ingatkan Orang Tua Waspada Dampak Negatif Internet

 Kemajuan teknologi menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam membangun karakter anak, apakah akan memberikan dampak positif ataupun negatif. Menghindari timbulnya dampak negatif terhadap karakter anak akibat pengaruh kemajuan teknologi tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlinduangan Anak (KPPPA), menekankan kepada orang tua untuk mengawasi anak saat menggunakan internet.
Berdasarkan data yang diterima Kementrian PPPA, dalam proses pembangunan karakter anak, pengaruh penggunaan internet dewasa ini menjadi faktor utama yang tidak baik terhadap anak. Dimana kasus kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak meningkat dalam setiap tahunnya akibat pengaruh negatif penggunaan gatget.
“Kalian itu relatif nggak gaptek ya, mungkin yang tua – tua sudah gaptek karena kalian itu lahir pada era teknologi. Jadi kita minta juga kepada bapak ibu sekalian, bisa diawasi anak – anak itu dalam penggunaan gatget itu, jadi harus persis diketahui apa yang mereka lakukan dengan gatget mereka masing – masing,” jelas  Deputi Bidang Perlindungan Anak Kemen PP-PA Pribudiarta Nur Sitepu, saat memberikan pengarahan dalam kunjungan unit Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, Kamis (11/05).
Disamping itu, Program Kota Layak Anak Kementrian PPPA diharapkan bisa dikembangkan di Kabupaten Rejang Lebong serta di kabupaten-kota di Provinsi Bengkulu. Hal ini bisa diwujudkan jika antara kelompok masyarakat dan pemerintah daerah saling bersinergi dan memiliki komitmen kuat.

Penas KTNA 2017, Momentum Pengembangan Kemitraan Agro-Maritim

Pekan Nasional Petani-Nelayan (Penas KTNA) XV 2017, berlangsung di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Acara yang berlangsung pada 6-11 Mei ini dihadiri sebanyak 38.000 peserta seluruh indonesia, termasuk perwakilan dari Provinsi Bengkulu.
Acara yang dibuka langsung Presiden Jokowi ini, selain dihadiri para stakeholder, juga dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, dan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti. 
Kehadiran Gubernur Ridwan Mukti, selain memanfaatkan momentum pengembangan kemitraan dan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, kehadiran Gubernur Bengkulu juga sebagai bentuk apresiasi terhadap Bupati Bengkulu Utara yang pada kesempatan tersebut berhasil raih penghargaan dari Presiden Joko Widodo.

Berikan Motivasi Peserta Diklat Kepemimpinan, Gubernur Bengkulu Breakdown Program Prioritas

Lima program prioritas Provinsi Bengkulu sejatinya mempunyai satu goal yang menjadi konsentrasi pemerintah. Titik fokusnya, yakni pada persoalan kemiskinan akut yang masih saja belum bisa lepas dari provinsi yang terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota itu. Selain arahan dan motivasi terhadap peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV, yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Bengkulu, Gubernur Ridwan Mukti juga mem-breakdown satu persatu dari lima program prioritas.
"Prioritas yang ada di Bengkulu ini sebenarnya hanya satu ketika dikerucutkan. Persoalan yang kita hadapi adalah kemiskinan yang angkanya hampir dua kali lipat kemiskinan nasional," terang Ridwan Mukti saat sampaikan arahan di Asrama Haji Pekan Sabtu, Rabu (3/5).
Karena itu, lanjut gubernur, untuk menjalankan prioritas pertama hingga ke lima, tidak ada Organisai Perangkat Daerah (OPD) bekerja sendiri, melainkan harus bisa bersinergi lintas OPD, baik dalam kebijakan perencanaan maupun eksekusinya. Kegiatan yang disusun, selain tertib administrasi juga harus menyentuh langsung kepada manfaat untuk masyarakat.
"Jadi jangan lagi terjebak pada model birokrasi lama, yang bekerja sendiri-sendiri," tegas gubernur.

Hardiknas, Gubernur Bengkulu Berharap Pendidikan Berkualitas Merata


Mari kita Cancut Taliwondo demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata. Begitulah kutipan penutup pidato Mendikbud yang dibacakan Gubernur Ridwan Mukti saat menjadi inspektur upacara pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SMK Negeri 6 Kota Bengkulu.
 Pemerataan kualitas pendidikan di Provinsi Bengkulu, memang harus digarap dengan kerja ekstra keras. Di tengah kondisi terbatasnya infrastruktur dasar, tidak hanya pemerataan mutu, namun pemerataan guru masih menjadi persoalan.
 "Tidak hanya infrastruktur, tapi pemerataan guru serta kelengkapan sarana prasarana pendidikan sedang kita tata," terang Ridwan Mukti usai upacara Hardiknas, Selasa (2/5).
Dikatakan gubernur, pemetaan serta koordinasi oleh dinas pendidikan tingkat provinsi dan kabupaten/kota telah dilakukan. Hal itu guna mengumpulkan data sekaligus menentukan kebijakan yang hendak diterapkan.

AULIYA Jahe Merah Bengkulu : Minuman Kesehatan Siap Seduh



Sudah sejak lama, jahe merah telah dikenal sebagai minuman tradisional yang memiliki khasiat yang sangat berguna bagi tubuh. Kandungan bahan alaminya telah terbukti menjaga stamina dan vitalitas  tubuh. Jahe termasuk suku Zingiberanceae (temu-temuan) yang dikenal sebagai jenis tanaman rimpang dengan rasa yang dominan pedas karena disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron.Jahe merah termasuk jenis jahe yang memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga menjadi bahan dasar farmasi dan jamu.
Salah satu minuman jahe merah yang bagus adalah AULIYA, yang merupakan produk asli dari Bengkulu. Minuman ini telah dikemas sehingga praktis untuk dikonsumsi. Minuman ini telah dipasarkan di berbagai outlet makanan dan minuman yang ada di Kota Bengkulu. Bahkan telah dijual hingga ke kawasan Kuta, Bali.


Pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu (30/4) melalui kegiatan kopi darat Blogger Bengkulu yang ke 9 di Media Center Provinsi Bengkulu. Penulis diberikan kesempatan untuk mencicipi jahe Merah Auliya ini. Berikut ulasannya :
Auliya Jahe Merah dikemas pada kotak persegi yang didominasi oleh warna merah. Tampilan Minuman Jahe Merah di Cangkir menjadi daya tarik untuk mencobanya. Pada kemasana tersebut, telah tertera label Halal dari MUI, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Serta telah mendapatkan PIRT dari Depkes. Apabila kemasan dibuka, terdapat 5 sachet serbuk jahe merah yang siap diseduh. Secara ringkas penyajian minuman Jahe Merah ini memang cukup sederhana. Cukup menuangkan air hangat ke dalam gelas yang telah diisi serbuk jahe merah, aduk hingga merata dan minum selagi hangat.
Manfaat yang dapat diperoleh dari minuman berkhasiat ini diantaranya :
1. Menghangatkan badan
2. Peluruh Keringat
3. Meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh
4. Mencegah dan membantu mengatasi masuk angin
5. Membantu mengatasi influenza, migrain, radang tenggorakan dan asma
6. Membantu memperbaiki fungsi pencernaa, lambung, perut kembung
7.Mengurangi nyeri otot dan gejala reumatik

Melihat banyaknya manfaat yang diperoleh dari tanaman jahe merah ini. Serta kemasan yang praktis dan siap minum ini, tidak diragukan lagi untuk mengkonsumsi minuman Jahe merah ini serta menjadikannya stock minuman dirumah, bukan?!

Auliya Jahe Merah dirpoduksi BawangMas Jaya Bengkulu-Indonesia dengan layanan konsumen (0852-6736-8031) email : [email protected]