Rayakan Moment Hari Ibu dan Ulang Tahun Dharma Wanita (DW) Bersama DW BPKP Bengkulu

Sumber : Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022


Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia"
(Syair Lagu Kasih Ibu)

Tidak seperti biasanya, pertemuan rutin Ibu Dharma Wanita BPKP Provinsi Bengkulu kali terbilang spesial. Mengapa begitu? selain  merayakan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember, Ibu-ibu DW (begitu orang banyak menyebut) juga akan merayakan ulang tahun Dharma Wanita Persatuan yang ke 23 tahun. Nah, kespesialan lainnya ialah, para anggota dipersilahkan untuk menggunakan pakaian kebaya ataupun baju kurung. Menariknya lagi, moment kali ini menjadi awal perkenalan para anggota dengan Ibu ketua Dharma Wanita yang baru. Acara pertemuan kali ini diselenggarakan di Camkoha Library Cafe BPKP Bengkulu.

sumber : Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022

Aktivitas diisi dengan saling bercengkerama antar anggota DW sembari menunggu kegiatan dimulai. Bu Rudy, selaku MC pun akhirnya memulai acara tatkala semua anggota dan Ibu Kaper sudah hadir di ruangan. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Mars Dharma Wanita. Melalui kecanggihan teknologi, akhirnya Bu Tutik memutar lagu dan video Mars Dharma Wanita dari Youtube agar dapat diikuti oleh para ibu-ibu DW yang lain. Acarapun berlanjut hingga pengarahan dari Bapak dan Ibu kaper. Pesan moral yang menarik untuk disimak ialah peran sebagai anggota DW mesti dinikmati dan jangan menjadi beban. Disamping itu, sebagai sesama anggota perlu menumbuhkan rasa saling merangkul bersama dan bekerjasama dalam menjalankan peran sebagai anggota DW.  Bagi para mama muda, agar tidak menjadi beban, pada saat kegiatan DW diselenggarakan, dipersilahkan untuk membawa serta anak-anaknya. Sebagaimana kali ini, para mama muda yang memiliki anak bayi dan balita pun membawa serta anak-anak ke acara. Setelah mendapatkan pengarahan dari Bapak dan Ibu kaper, acara berlanjut ke pemotongan kue dan tumpeng secara simbolis. 

Kue Ulang Tahun DW Buatan Bu Agus (Anggota DW)
Sumber : Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022

Sumber : Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022

Sumber : Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022

Moment tersebut, tentu saja tidak lupa untuk diabadikan. Disamping itu, kebersamaan Ibu DW dengan menggunakan pakaian kebaya kali ini juga tak lupa untuk diabadikan dengan lensa kamera. Seru, tentu saja, dengan bersemangat, para Ibu DW menunjukkan gaya menarik, mulai dari gaya formal nan anggun, camkoha (jempol diangkat) hingga pose bebas. Beerapa spot menarik menjadi latar foto, mulai dari Camkoha Library Cafe, Pintu Masuk Utama BPKP, tangga masuk Pintu Utama hingga ruang penerimaan tamu BPKP Bengkulu. 

Pose Bersama Ibu DW di Pintu Masuk BPKP Provinsi Bengkulu
                                                                                                                        
Pose Bersama di Tangga Masuk Kantor BPKP Provinsi Bengkulu

Pose Bersama Ibu DW di Resepsionis Kantor BPKP Provinsi Bengkulu
Sumber :Dokumentasi Anggota DW, Tahun 2022


Wajah Baru Omah Lowo, Solo : Dari Seram Kini Bikin Nyaman

 

sumber : rri.co.id

Selain menikmati kulinernya, mengunjungi Solo akan bertambah lengkap Ketika berkunjung ke Omah Lowo. Mengapa demikian? Hal ini karena omah lowo saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik karena disana memiliki sejarah panjang serta telah bertransformasi menjadi Rumah Heritage Istana Batik Keris. Saat ini, di kawasan tersebut terdisplay berbagai jenis batik produk UMKM Solo maupun batik keluaran langsung dari Batik Keris. Bangunan yang disinyalir didirikan pada tahun 1920an ini memiliki seni dan arsitektur Eropa. Bangunan tersebut pernah dijadikan hunian oleh bangsawan di masa penjajahan belanda. Dulunya, kawasan seluas 4000 meter ini menjadi Kawasan yang terkesan menyeramkan dan angker. Saat aku tinggal di Solo 10 tahun silam, setiap kali melewati Kawasan tersebut, terlihat banyak lowo atau kelewar yang tinggal. Menurut beberapa situs yang kubaca serta penjelasan dari pemandu yang ada di Omah Lowo sendiri bahwa omah lowo merupakan bangunan  peninggalan Belanda di abad ke 19. Kemudian di tahun 1945, bangunan tersebut beralih kepemilikan dan dihuni oleh Saudagar Kaya yang memiliki perkebunan serta pabrik es terbesar di Solo Raya, Sie Djian Ho.