Mengenal Lebih Dekat Jurnal Ilmiah


 
Sumber : library.unusa.ac.id
hallo, rekan-rekan semuanya, semoga semuanya dalam kondisi baik dan sehat. Alhamdulilah, Nah, pada kesempatan ini saya ingin sharing terkait pengelolaan jurnal. Cerita saya ini sederhana, paling tidak membuat kita bisa mengerti tentang jurnal itu sendiri. Saya berstatus istri, ibu sekaligus pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Bengkulu. Tepatnya Jurusan Sosiologi. Nah, menariknya jurusan saya ini seringkali tertukar dengan psikologi. Banyak orang yang beranggapan psikologi dengan sosiologi itu sama. Padahal kajiannya berbeda, Cuma induknya sama yakni filsafat. Kalau psikologi lebih menekankan pada aspek manusia dengan pengalaman serta mental pribadinya. Sedangkan sosiologi lebih menekankan pada aspek interaksi sosial yang terjadi antara satu orang dengan orang lain atau dengan kelompok. Belajar sosiologi akan memberikan banyak sudut pandang yang beragam dalam melihat suatu masalah sosial. Sehingga kita ga dengan mudah menghakimi sesuatu. Perilaku yang dilakukan oleh seseorang jelas dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Heheh, sekalian promosi jurusan. 


Rekan-rekan yang tengah dan sudah menyelesaikan studi S1 tentu sangat familiar dengan istilah jurnal. Kalau tugas dan skripsi, dosen seringkali meminta kita untuk mencari jurnal sebagai bahan referensi. Jurnal merupakan kumpulan dari tulisan yang disebut artikel ilmiah pada bidang keilmuan tertentu. Jadi dalam satu jurnal bisa terdiri dari beberapa artikel ilmiah yang ditulis sendiri atau beberapa orang penulis sekaligus.

sumber : sinarharapan.net

Nah, dalam menulis artikel ilmiah ini dasarnya ya penelitian dan refleksi kritis atas sesuatu, yang mana kemudian hasil dari penelitian tersebut dituangkan ke dalam tulisan. Ketika di perguruan tinggi, menulis artikel ilmiah dalam jurnal menjadi semacam kewajiban, dengan begitu, ilmu pengetahuan akan berkembang karena ada penelitian dan pemikiran baru yang dipublikasikan melalui jurnal. Sehingga dapat dibaca dan dikembangkan lagi oleh orang lain. Selain itu, menulis artikel ilmiah menjadi kewajiban para pengajar di perguruan tinggi. Disamping mengembangkan keilmuan, juga menjadi prasyarat kenaikan jenjang karir.

Nah, jurnal sendiri juga ada peringkatnya, atau istilahnya akreditasinya. Di Indonesia, yang memberikan peringkat adalah Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) yang dulu menaungi perguruan tinggi. Sekarang sudah menyatu, sehingga perguruan tinggi dibawah  Kemendikbud. Peringkat tersebut disebut SINTA yakni singkatan dari Science and Technology Index. Nah, kalau ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) menjadi mekanisme sistem dalam proses pemberian peringkat yang disebut SINTA tadi.Nama-nama sistemnya unik ya, seperti tokoh pewayangan. Ga masalah, malahan bisa sekalian membumikan sejarah.

Jadi peringkat tertinggi pada jurnal disebut SINTA 1 dan peringkat terendah disebut SINTA 6. Semakin baik kualitas tulisan dalam jurnal tersebut, maka peringkatnya juga akan semakin mendekati SINTA 1. Karena peringkat ini didasarkan dari substansi dan manajemen pengelolaan jurnal itu sendiri. Kebetulan, saat ini saya mendapatkan amanah sebagai editor di Jurnal Sosiologi Nusantara atau yang disingkat JSN dengan alamat link https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn (boleh di klik)

Logo Jurnal Sosiologi Nusantara
Jurnal ini dikelola oleh Jurusan Sosiologi, FISIP UNIB dan saat ini masuk peringkat SINTA 4. Artinya berada di peringkat ke 4 berdasarkan penilaian dari Kemenristekdiktinya kala itu.  Butuh kerja keras untuk bisa naik peringkat menjadi SINTA 3 hingga SINTA 1 (doakan saja, ya temans!). Jurnal Sosiologi Nusantara menerima naskah dengan fokus : pemberdayaan masyarakat, gender, demografi, serta topik sosial yang relevan. Siapa saja yang bisa menulis di jurnal sosiologi nusantara ? Bisa dosen, peneliti, aktivitis LSM, Mahasiswa, guru dan masyarakat umum dengan tetap mengedepankan aspek keilmuan dan metode penelitian secara baik dan benar. Untuk edisi juni ini, alhamdulilah sudah terbit 7 naskah. Rekan-rekan bisa melihat artikel-artikelnya di link berikut :


Nah, layaknya majalah, jurnal pun ada edisi terbitnya. JSN yang saya kelola bersama tim, terbit 2 kali dalam setahun (yakni pada bulan Juni dan Desember). Dalam satu kali terbit, setidaknya minimal ada 5 naskah) yang akan dipublish. Naskah tersebut berasal dari penulis yang ada di berbagai universitas.Para penulis yang ingin naskahnya terbit, maka harus melakukan registrasi dan submit di laman Jurnal Sosiologi Nusantara. Menariknya, artikel yang disubmit ke dalam jurnal, memang tidak bisa langsung diterima dan publish. Ada serangkaian prosedur yang harus dijalani ketika penulis submit artikel. Pertama, tim redaktur akan melihat kualitas tulisan. Relevan atau tidak dengan fokus Jurnal. Bisa jadi diawal sudah ditolak apabila tidak sesuai dengan aturan penulisan dan fokus dari Jurnal itu sendiri. Namun, bila diterima, naskah akan menjalani proses review yang dilakukan reviewer yang merupakan para dosen yang berkompeten di bidangnya. Nah, Jurnal sosiologi Nusantara (JSN) memiliki Reviewer dari dalam dan luar negeri. Serta dari berbagai lintas keilmuan sosial. Berikut saya sertakan laman linknya : https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn/about/displayMembership/343

Reviewer bertugas untuk membaca, mengkoreksi substansi hingga mengkritisi artikel yang masuk. Serta memberikan saran atau masukan yang harus dilakukan oleh penulis, agar tulisan menjadi lebih baik. Umumnya, artikel yang direview oleh para reviewer membutuhkan waktu bisa sekitar 2-4 minggu untuk mereview naskah artikel. Mengingat kesibukan dari para reviewer tersebut. Jadi, misal ada tulisan artikel yang berjudul “Perubahan sosial masyarakat pada masa pandemi atau optimalisasi fungsi dan peran orang tua di masa pandemik” maka Tim Pengelola Jurnal akan memilih reviewer yang memiliki spesialisasi dan konsentrasi keilmuan yang sesuai dengan judul. Setelah dikoreksi, maka artikel akan dikembalikan kepada para penulis untuk diperbaiki sesuai masukan dari para reviewer. Satu naskah artikel, bisa revisi beberapa kali agar ketika publikasi, kualitas naskahnya terasa. Termasuk dalam teknik penulisan serta penggunaan bahasa inggrisnya. Perlu diketahui juga, agar menghindari plagiarism, umumnya penulis dan kami pengelola akan melakukan pengecekan naskah dengan menggunakan aplikasi seperti plagiarism checker, Turnitin dan lain sebagainya. Setelah dilakukan pengecekan, sebuah naskah akan ketahuan apakah plagiat atau tidak. Batas toleransi plagiarsm dalam artikel di jurnal maksimal 15- 20 %. Artinya kalau lebih rendah dari nilai tersebut, maka tulisan termasuk orisinil dan lebih bagus. Nah, barangkali itu dulu yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat ya rekan-rekan semuanya.



Tidak ada komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)