Asma Binti Yadiz Al Sakan : Sosok Perempuan Aspirator dan Inspiratif

                                                                  sumber : gilitimes.com


Diantara kalian, mungkin cukup familiar dengan nama Margareth Hilda Thatcher atau biasa dikenal dengan Margaret Tactcher. Barangkali juga rekan-rekan pernah selintas pernah mengetahui juga Angela Markel. Margaret Tatcher adalah seorang perempuan yang pernah menduduki jabatan sebagai perdana menteri Inggris. Namanya begitu dikenal dunia karena kemampuan diplomatiknya. Ia begitu terkenal dan mendapatkan penghormatan di Britania Raya. Pun demikian dengan Angela Markel, beliau adalah sosok perempuan yang menduduki jabatan sebagai Kanselir Jerman (Perdana Menteri Jerman). Kedudukan ini tentu bukanlah posisi main-main, terlebih bila seorang perempuan yang mendudukinya. Kemampaun berpikir, taktik politik serta komunikasi dan diplomasi yang baik tentu saja diperlukan.


           
                     Angela Merkel (en.wikipedia.org)            Margaret Tactcher (britannica.com)

Di Indonesia sendiri, sebenarnya begitu banyak juga perempuan yang berani menyuarakan kebenaran dan hak yang memang pantas, misalnya : Siti Walidah (istri KH Ahmad Dahlan), HR Rasuna Said (politikus perempuan Indonesia). Tak ketinggalan juga nama Retno Marsudi yang juga tak asing di telinga. Beliau merupakan menteri luar negeri saat ini yang kemampuan diplomatiknya tentu tidak diragukan lagi. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya perempuan pun tidak bisa dipandang sebelah mata dalam soal diplomasi.

           
                      Siti Walidah (aisyiyah.or.id)              Retno Marsudi (id.wikipedia.org)                           
Hj. Rasuna Said (id.wikipedia.org)  

Jauh di masa Rasullulah, kemampuan berbicara sekaligus berperan sebagai aspirator kala itu sudah dilakukan oleh Asma Binti Yazis Bin Al Sakan. Beliau dikenal sebagai Juru Bicara Kaum Wanita yang memiliki kehebatan hujjah serta daya pikat dalam setiap ucapannya. Hal ini ditambah lagi dengan keilmuannya terhadap isi kandungan Ala Quran serta hadis Nabi. Oleh karena itu, ia mendapat gelar sebagai khatibatun nisa’ (juru bicara kaum wanita).

Aisyah ra sendiri yang memberikan pujian kepada Asma dengan ucapannya :


“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, yang tidak terhalang oleh rasa malu untuk menanyakan masalah agama dan memahaminya.”

 

Garis keturunan keluarga Asma sendiri memang terbilang memiliki sejarah yang gemilang. Hal ini ditandai dengan pengorbanan keluarga Al Sakan di medan perang Uhud. Mereka dikenal sebagai kelompok syuhada. Yazis bin Al Sakan yang merupakan ayah dari Asma, gugur syahid bersama anaknya, Amir bin Yazid dalam perang yang membela Islam.

Asma sendiri pernah bergabung dalam pasukan kaum muslimin saat perang Khandaq berlangsung. Asma bisa dibilang begitu eksis dalam perjuangan Islam kala itu. Beliau berperan mengirimkan makanan kepada Rasullulah. Ia pun turut serta dalam perang Khaibar dan pergi ke Hudaibiyah serta terlibat dalam baiat Ridwan.

Tahun ke 12 H, saat perang Yarmuk berkecamuk, Asma berperan dalam menyediakan logistic bagi pasukang perang kaum muslimin serta memberikan minuman kepada prajurit yang kehausan. Ia pun bertindak layaknya dokter yang mengobati para pejuang yang terluka. Tidak hanya itu, ia pun berperan halnya saudara yang menghibur para janda yang ditinggal syahid oleh suaminya di medan perang. Atas nama merekah kemudian Asma menjadi wakil dalam menyampaikan keluh kesah para wanita tersebut kepada Rasullulah. Ucapan Asma yang Paling terkenal hingga saat ini ketika ia menghadap Rasullulah Saw. adalah :


“Wahai Rasullulah, sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah di belakang, Mereka semua mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Swt mengutusmu bagi alam serta seluruh laki-laki dan perempuan, kemudian kami beriman kepadamu dan membaiatmu. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penjaga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat memenuhi syahwat mereka. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi, kaum lelaki mendapatkan keutamaan melebihi kami dengan Salat Jumat, mengantar jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak mereka. Maka, apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”

 

Mendengar pertanyaan tersebut, Rasullulah Saw menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “ Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”

Para sahabatpun menjawab, “ Benar, kami belum pernah mendengarnya, wahai Rasullulah!”

Kemudian Rasullulah Saw, bersabda :

“Kembalilah wahai Asma, dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik mereka kepada suaminya, upayanya dalam mencari keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang disuruhnya (selama tidak melanggar syariat), itu semua setimpa dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh lelaki.”

 

Maka kemudian, dengan lantunan syukur dan rasa gembira dirasakan oleh Asma. Ia pun kembali sembari bertahlil dan takbir mendengar apa yang sudah disabdakan oleh Rasullulah.

Apa yang sudah dilakukan oleh Asma adalah suatu hal yang patut diambil pelajaran. Asma mampu berperan seperti halnya laki-laki hebat dan perkasa dengan maju ke medan peran serta menjadi sosok yang lembut dan dapat menjadi pelipur lara bagi perempuan yang mengalami kesedihan kala itu. Asma pun berani menjadi sosok yangmenuntut apa yang pantas dituntut, bahwa setiap orang harus berjuang mendapatkan apa yang setimpal dengan yang telah dilakukan dengan tidak memandang jenis kelamin. Laki dan perempuan akan sama kedudukannya dilihat dari ketakwaannya pada Allah swt.

Itu tadi kisah singkat mengenai Asma Binti Yadiz Al Sakan, semoga menjadi pelajaran dan terdapat sepenggal bagian yang inspiratif bagi para perempuan pejuang semuanya.

(Cerita ini disarikan dari Buku “Kisah-kisah Wanita Super Inspiratif yang ditulis oleh Nur Khlish Ri’ani)

 

 


18 komentar

  1. Ada banyak perempuan hebat yang bisa kita contoh, Asma binti Yazid Al Sakan sangat inspiratif

    BalasHapus
  2. Sungguh wanita-wanita yang inspiratif ya mba. Selalu ada wanita super dari setiap masa, yang bisa jadi pelecut semangat agar tidak menjalani hidup yang sia-sia :))

    BalasHapus
  3. Aku suka baca tulisan berkisah seperti ini menambah khasanah dan bisa nenjadi bahan untuk berkisah kepada anak-anak disaat santai....apa lagi tentang wanita2 pejuang yang sudah banyak menginspirasi banyak orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Bu. Inilah hikmah kalau kita baca kisah rasul dan sahabat serta orang mukmin kala itu.

      Hapus
  4. Aku suka baca tulisan berkisah seperti ini menambah khasanah dan bisa nenjadi bahan untuk berkisah kepada anak-anak disaat santai....apa lagi tentang wanita2 pejuangyang sudah banyak menginspirasi banyak orang.

    BalasHapus
  5. Allah maha adil ya, dengan menaati suami saja adalah dijalan allah akan masuk surga sesuai dengan amalan suaminya allahuakbar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga mendapatkan istri yang solehah dek Aang. Aamiin

      Hapus
  6. Masyallah.. Semoga kia bisa meneladani sifat beliau ya mbak. Berani menyuarakan kebenaran.

    BalasHapus
  7. Sahabiah rasul satu ini memang luar biasa. Saat banyak wanita saat itu yang malu bersuara, ia dengan lantangnya bersuara jika itu kebenaran. Moga banyak wanita sekarang yang bisa meneladani sifat berani beliau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, suara perempuan layak dan pantas didengar.

      Hapus
  8. Sangat menginspirasi ya Mbk wanita2 hebat di atas, terlebih Asma binti Yadiz. Semoga kita bisa mnjd seperti beliau2 ini suatu hr nnti, berani menyuarakan kebenaran dan mampu berdiplomasi dgn baik. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat Dek Yue. Semoga kita bisa meneladaninya. Aamiin.

      Hapus
  9. Memang sedari dulu peran dan sepak terjang kaum wanita ini telah diakui, tapi sayangnya kita pernah berada di masa yang menyebabkan perempuan seakan-akan hanya sebatas objek. Alhamdulillah masa kelam itu berlalu dan masa jaya wanita telah kembali lagi seperti di zaman Asma Binti Yazis Bin Al Sakan.

    BalasHapus
  10. Yess, i know for long time about Asma Binti Yazis Bin Al Sakan. she is the first diplomat in islam, and good person too. But i love too Mrs Rasuna Said.

    BalasHapus
  11. Suka sekali dengan ulasannya mbak. sekarang ini orang-orang lebih banyak mengenal wanita2 hebat zaman now. padahal sejak dulu, wanita2 Islam lagi beriman juga tak kalah hebat dan isnpiratif.

    BalasHapus

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)