Jejak Ramadhan di 5 Negara Eks Komunis


Sumber : www.google.com
                                                 
Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, ramadhan disambut dengan begitu meriah, lihat saja berbagai tempat seperti : mall, kantor dan berbagai ruang publik dipenuhi dengan baliho dan spanduk ucapan menyambut ramadhan. Tak ketinggalan pula tayangan sinetron dan iklan di televisi yang semuanya terasa lebih religi. Aktivitas di mesjid dan musala banyak diisi dengan beragam kajian agama. Di berbagai sudut jalan, akan kita dapati banyak orang berjualan makanan ringan, masakan, hingga berbagai jenis es untuk dijajakan menjelang berbuka puasa. Sungguh, nuansa ramadhan yang benar-benar terasa kental. 

Namun, pernahkah kita membayangkan kondisi ramadhan di 5 negara eks/bekas komunis seperti Uni Soviet/USSR (Union of Soviet Socialist Republics)? Sebelum runtuh pada tahun 1991, Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya selain Amerika Serikat yang berhaluan komunis. Dikutip dari wikipedia, negara komunis merupakan salah satu istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem satu partai dan mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme, Leninisme, atau Maoisme). Bagi komunisme, agama dianggap sebagai candu yang hanya mengurangi produktivitas sumberdaya manusia.

Yuk,kita bahas jejak ramadhan di 5 negara eks komunis yang lepas setelah Uni Soviet runtuh!

1. ESTONIA
Sumber : bujangmasjid.blogspot.com
Dari sisi sejarah, Islam masuk ke negara ini sekitar tahun 889 melalui orang-orang tatar yang datang ke Estonia. Kaum muslimin di negara tersebut memang masuk kategori minoritas, yakni sejumlah 10.000 orang (1 % dari penduduk Estonia) dan tersebar di kawasan Tallin, Rakvere dan Narva. Mereka terdiri  65 % muslim Tatar yang menganut Suni dengan mahzab Hanafi dan sisanya merupakan muslim Azeris yang menganut paham Syiah. Nuansa ramadhan di negara ini jelas berbeda dengan negara kita. Tidak ada tayangan dan iklan menyambut ramadhan sepanjang hari. Ketika  iftar tiba, umumnya dibuka dengan teh dan penganan manis semacam katlama (roti tipis yang diisi daging dan digoreng), kosh-tele (semacam keripik kering manis), salad, chak-chak (semacam keripik gurih yang disajikan dengan gula plus madu). Umumnya, selepas tarawih mereka akan makan masakan tradisional seperti shulpa (sup), dan tokmach (kaldu yang disajikan dengan roti yang diisi daging, kentang dan bubur.


Sumber : www.google.com/Sajian chak-chak
Keberadaan muslim yang berjumlah kecil menyebabkan kaum muslim di negara ini tidak dapat merayakan lebaran secara besar-besaran. Mereka umumnya melakukan shalat Idul Fitri di rumah atau bahkan di perkuburan muslim.Kemudian pada tahun 2009, oleh pemerintah umat muslim diberikan keleluasan untuk melaksanakan salat di Islamic Center Tallin. Pada saat khutbah Idul Fitri, para imam menggunakan 4 bahasa yakni : rusia, estonia, arab dan tatar. Pada hari raya, tak ketinggalan kabsah, yakni sajian yang terdiri dari nasi, daging, dan sayur sebagai menu wajib. Sedangkan di hari kedua bulan syawal, muslim estonia umumnya mengisi kegiatan dengan mengadakan acara barberque, perlombaan olahraga dan aneka permainan tradisional. Kegiatan ini dirasakan menambah ukhuwah bagi umat muslim disana. Tak heran, dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan umat muslim yang hadir pada kegiatan tersebut. 

2.  KAZAKHSTAN
Sumber : bujangmasjid.blogspot.com
Kazakhstan merupakan salah satu negara yang 47 % penduduknya mayoritas beragama islam. Perkembangan Islam cukup pesat, terlebih  selepas kejatuhan uni soviet dan negara ini mendapatkan kemerdekaannya. Namun, kualitas pemahaman islam memang tidak sama besar dengan kuantitas jumlah penduduknya. Ketika puasa atau yang di negara tersebut dikenal dengan istilah uraza, mereka berkomitmen untuk tidak makan dan minum, nemun beberapa diantaranya enggan untuk melakukan shalat lima waktu. 
Ketika menjelang hari raya idul fitri mereka akan menggelar iftar festival dengan  mengadakan doa bersama dan menikmati hidangan bersama keluarga. Lantas dilanjutakn dengan pembagian zakat bagi fakir miskin. Mereka saling mengunjungi satu dengan yang lainnya sambil membawa senampan baursaki (sejenis kue donat goreng). Uniknya, mereka saling silaturhami sambil mengendarai kuda.

3. TAJIKISTAN 
Sumber : khazanah.republika.co.id

Islam masuk ke kawasan Tajikistan pada masa kekhalifahan Bani Umayah di Asia Tengah tahun 660 M. Keberadaan islam di daerah ini memang terbilang pasang surut, terlebih ketika kawasan ini menjadi wilayah kekuasaan Uni Soviet pada tahun 1920. Pada saat itu, aktivitas keislaman memang sangat ditekan. Keleluasan beribadah menjadi hal yang sulit untuk dirasakan. Sejak merdeka dari Uni Soviet, pembatasan aktivitas keislaman masih dirasakan oleh rakyat.  Hal ini karena, pada saat itu Tajikistan dipimpin oleh Emomali Rakhmon yang sangat represif terhadap islam. Serta sekularisme yang diusung sebagai paham yang melekat dalam sistem pemerintahannya. Kondisi ini membuat penduduknya memilih hengkang dari negaranya dan pindah ke negara-negara tetangga. 

Disisi lain, aktivitas keislaman yang semakin bervariasi dicurigai oleh pemerintah karena dapat menyebabkan generasi islam yang militan. Pemerintah Tajikistan kembali melarang pengarajan islam di sekolah dan menutup masjid yang tidak tunduk pada pemerintahan. Akibatnya, islamophobia membuat rakyat Tajikistan dicekam rasa takut.

Sumber : selerasa.com /nasi bukhari
Meski demikian, semangat Ramadhan di negara ini masih terasa semarak dengan dibukanya pasar-pasar rakyat yang menjual makanan tradisional Tajikistan. Oleh masyarakatnya, aktivitas menjelang ramadhan pun diisi dengan merenovasi mesjid (pemasangan lampu, pembersihan jendela). Meskipun mesjid Tajikitasn rata-rata berukuran besar, namun jumlahnya tidak begitu banyak yakni kurang lebih 249 bangunan. Sehingga kaum muslimin cenderung memanfaatkan madrasah untuk tempat salat. Ketika menjelang berbuka puasa, orang-orang membawa iftor ke mesjid dan memakannya bersama di meja-meja bulat yang berada di stalovaya (kantin). Menu-menu yang dihidangkan pun beragam, mulai dari nasi bukhari (nasi mirip dengan nasi briyani), sup, kebab (daging panggang), dan monti (daging giling yang dibungkus tepung). Semuanya dimakan berbarengan dengan roti bundar yang sering disebut lipyoska. Hmm,terasa lezat bukan?!
Meski islamphobia masih terasa, perayaan hari raya idul fitri tetap dirayakan secara bersama-sama oleh umat muslim disan. Tentunya dengan perayaan yang sederhana.

4. UZBEKISTAN
Sumber : Khazanah.republika.co.id/muslim di Uzbekistan
Uzbekistan merupakan salah satu negara eks komunis yang cukup banyak dihuni oleh kaum muslimin. Umumnya mereka menganut mahzab hanafi. Keberadaan islam di kawasan ini telah mulai sejak masa kekhalifahan Abdul Malik Bin Marwan dari Bani Abbasyiyah pada abad ke 8. Selain itu, negara ini dikenal pula sebagai negara yang melahirkan para perawi hadis dan tokoh muslim. Siapa yang tidak kenal dengan Imam Bukhari dan Ibnu Sina. Keduanya merupakan tokoh besar islam  yang lahir di kota Bukhara,  Uzbekistan.
Sumber : travel.kompas.com /area makam Imam Bukhari
Ketika memasuki bulan ramadhan, kota-kota di Uzbekistan mulai dibanjiri turis dari negara-negara Asia Tengah, Turki dan Arab. Kebanyakan dari mereka melakukan ziarah ke makamImam Bukhari di Bukhara dan Imam Tirmizi di Termez. Bagi penduduk Uzbekistan seringkali pula  mereka berbondong-bondong ke makam para tokoh untuk berziarah. Bahkan tidak sedikit para pasangan pengantin yang ikut serta berkunjung ke makam untuk sekadar   berfoto dengan gaun pengantinnya. 
Di negara ini, buka puasa menjadi moment yang dinanti oleh para fakir miskin dan orang-orang yang mampu. Hal ini disebabkan karena keinginan yang menggebu bagi orang mampu untuk berlomba-lomba memberikan makanan secara cuma-cuma kepada semua orang termasuk para fakir miski. Hidangan pembuka di negara ini hampir sama halnya seperti di tanah air, yakni air putih dan kurma.

Sumber : wikipedia.com/lagman
Selepas salat magrib umumnya,disajikan beragam sajian seperti : Dimlama (sup daging dan sayur), Halim (bubur gandum), Shurva (sup lemak daging) dan Kasip (sosis) turut serta pula beberapa menu tradisional Uzbek yang dimakan dengan roti bundar lipyoska. Nasi lemak yang dicampur dengan daging kambing (plof) dan mie yang dicampur lemak daging (lagman) juga menjadi menu andalan yang jarang absen pada jamuan berbuka. Tak lupa pula minuman cairan sejenis yogurt yang rasanya sangat masam dan Kok Chai (teh hijau panas). Tahukah kalian, bahwa citarasa dari menu masakan Uzbekistan memang cukup populer dan digemari di dunia.

 
Sumber : indonesia.rbth.com
Perayaan Idul fitri dinegara ini memang dirasakan cukup singkat. Di hari pertama, para penduduk akan melangsungkan salat ied secara berjamaah, hingga menyajikan jamuan makan bersama. Tak lupa pula, berrziarah ke makam keluarga sembari membersihkannya. Seluruh toko dan kantor tutup hanya pada satu hari saja, di hari kedua, aktivitas sudah berlangsung seperti biasnaya. Meski sederhana, namun tetap membawa semangat bagi kaum muslimin di sana. 

5. TURKMENISTAN
sumber : iqna.ir/umat muslim di Turkmenistan
Turkmenistan merupakan negara yang memiliki pengaruh besar pada sejarah dunia islam. Pada abad ke 7 masehi, bangsa Arab telah banyak berdatangan ke kawasan tersebut untuk memperkenalkan islam dan budayanya. Hingga kemudian pada tahun 1924, Turkmenistan masuk ke dalam wilayah kekuasaan Uni Soviet. Pada masa ini, perkembangan Islam sangat ditekan oleh kaum komunis. Banyak penduduk yang melakukan aktivitas ibadah secara sembunyi-sembunyi karena dibatasi oleh pemerintah. Hingga akhirnya, keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 sedikit banyak membawa angin segar bagi islam di negara ini.Islam pun muncul sebagai budaya negara ini  Saat ini, populasi penduduk muslimnya mencapai 93, 1 % dari total penduduknya. Namun, jangan heran bila bertandang ke negara tersebut pada bulan ramadhan, kita pun akan mendapati bahwa sebagian warganya tidak berpuasa. Umumnya mereka adalah pendatang dari negara lain. 

sumber : krusteaz.com / pancake
Menjelang ramadhan, berbagai lapisan masyarakat menyambutnya dengan beragam cara. Mulai dari berbuka bersama, mengikuti kajian dan lain-lain. Untuk hidangan berbuka puasa, umumnya disajikan makanan seperti daun herbal dan pancake. Di negara ini, makanan dan minuman dikenal selalu mengenyangkan dan mudah dalam persiapannya. Bahan utamanya seringkali terdiri dari : nasi,daging domba, susu dan keju. Mereka pun gemar minum teh yang dicampur dengan lemak dan minyak. Pada perayaan lailatul qadar atau yang di negara tersebut disebut gadyrgijesi (malam lailatul Qadar) dilaksanakan dengan cara berkumpul bersama keluarga. Uniknya, orang yang dituakan diantara mereka akan diminta untuk membacakan doa bagi keluarga yang telah meninggal dunia. Ada semacam keyakinan bagi masyarakat disana, bahwa arwah keluarga yang telah meninggal akan hadir bersama di tempat mereka berkumpul. 
Sumber : republika.co.id
Setiap tahunnya, pemerintah memberikan amnesti kepada tahanan yang sungguh-sungguh ingin berubah menjadi lebih baik dan tidak ingin mengulangi kesalahannya. Ketika ramadhan berakhir maka rakyat Turkmenistan merayakan Oraza Bayramy atau Hari Raya Idul Fitri. Umumnya mereka akan menjahit atau membeli baju baru untuk dipakai pada saat salat idul fitri. Hari Raya Idul Fitri telah ditetapkan sebagai hari libur nasional guna memberikan kesempatan bagi warganya untuk bersilaturahmi.

Rupanya nuasa ramadhan di negara eks komunis memang beragam, ya. Keberagaman itulah yang sebenarnya menjadi mozaik menarik dalam kehidupan. Tak lupa, marilah kita bersyukur dengan nikmat ramadhan yang tengah kita jalani di tanah air. (^_^)

(Disarikan dari Buku "Jejak Ramadhan Di Berbagai Negara" yang ditulis oleh Nurul Asmayani, dkk)

3 komentar

  1. Wahh ada beberapa negara yang baru aku tahu itu eks komunis
    Nice info johna

    BalasHapus
  2. duh puasa2 baca ginian. jd pengen nyobain hidangan ala asia tengah😃

    BalasHapus
  3. Sebenarnya kita mesti bersyukura banget berada di Indonesia, bisa memuluk islam dengan sejahtera aman dan damai..tapi terkadang kuantitas yang banyak tidak menjamin kesolidan dalam memuluk islam secara kaffah.

    semoga kita bisa selalu menjadi umat yang bersabar dan bersyukur ya mbk..

    BalasHapus

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)