Baby Booties Batik Yang Bisa Mendunia





117 Million women and girls are “missing” (dead)
From the world population. They Perish due to social causes
(United Nation Population Fund, 2011)


Dari data UNP Tahun 2011 diatas, kita akhirnya tahu bahwa kasus yang melibatkan perempuan masih menjadi salah satu masalah utama yang perlu ditangani saat ini. Sebagai salah satu bukti adanya upaya empati mengenai hal itu, maka Gendercide Awareness yang digawangi oleh Beverly Hills dan kawan-kawan melakukan pameran baby booties yang dibuat oleh perempuan-perempuan di berbagai belahan dunia.Tajuk yang diangkat ialah Each Pairs Represents 10.000 missing women. Gendercide Awareness sendiri merupakan salah satu organisasi nirlaba yang ikut menggalang dana untuk membantu serta memberdayakan perempuan di berbagai kawasan di dunia.

Bila melihat laman dari Gendercide Awareness, kalian akan disuguhkan sebuah video yang menampilkan pameran baby booties yang disusun secara rapi secara vertikal. Akan tampak disana, sebuah baby booties batik yang tak lain adalah batik Indonesia. Bermula dari sebuah ketidaksengajaanku menulis sebuah essay dalam rangka  "Words of Women International Herstory Project and  Essay Contest", sebuah surel dari panitia-kupanggil ia Chris- mengirimi sebuah ucapan terimakasih atas partisipasiku dalam mengikuti kegiatan yang ia selenggarakan bersama rekan-rekannya. Hingga di paragraf akhir, ia berniat untuk mengenalkanku pada seorang rekannya yang berkecimpung menangani permasalahan perempuan.

Awalnya, aku pikir hanya sendau gurau, secara jarak Amerika-Indonesia sangat jauh (ketika melihat peta, heheh). Aku tidak mengenalnya, pun begitu dirinya. Namun, aku hanya mengatakan "of course" sebagai ungkapan setuju atas permintaannya. Selang beberapa hari kemudian, sebuah surel tertanda nama Beverly Hills muncul dalam inbox emailku. Ia pun dengan ramah, menyapa dan memperkenalkan dirinya. Ia menceritakan kali pertama mendapat emailku dari Chris-panitia essay tadi. Dengan semangat ia menceritakan kegiatannya dan mengutarakan keinginannya untuk mengajakku bekerjasama dalam membuat baby booties.

Awalnya, aku sempat ragu menerima tawarannya. Namun, kupikir tak ada salahnya membantu misi kemanusiaan ini. Dalam dua minggu kami pun intens berkomunikasi. Alhasil, akupun bertanya sana sini untuk menemukan penjahit dengan kriteria yang Beverly Inginkan. Mesti perempuan tentunya. Ia ingin kegiatannya dilakukan oleh perempuan guna dapat  menambah penghasilan. Aku pun akhirnya berkenalan dengan seorang perempuan paruh baya-bernama bu Heni dan menantunya bernama Mia. Beliau dan menantunya bekerja sebagai penjahit. Kuutarakan semua keinginanku. Beliau merespon dengan baik dan cukup antusias. Aku pun berjibaku mencari motif kain batik dari beberapa daerah sebagai bahan baku.  

Beberapa kali aku ke toko tekstil yang ada di kota Yogyakarta. Karena pada saat rencana ini dilakukan, aku tengah berada di Yogyakarta untuk menyelesaikan study-ku. Satu bulan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat sekita 200 baby booties. Setiap minggunya aku pun berkunjung ke rumah bu Heni. Menariknya, beliau pun turut mengajak beberapa rekan perempuannya untuk membantunya. Aktivitas yang beliau lakukan segera kudokumentasikan untuk kukirim ke Beverly. Responnya sangat positif. Sembari menunggu baby booties selesai, aku pun sempat berdiskusi mengenai beragam permasalahan yang ia tangani bersama organisasinya. Satu bulan pun berlalu, 200 baby booties yang ia pesan selesai. Mba Mia yang juga menantu Bu Heni dengan kreatifnya menambah hiasan lucu di baby booties tersebut. Ada yang berbentuk kupu-kupu, kepik, bunga, dan lain sebagainya. 
Kabar baik itu kusampaikan kepada Beverly. Ini kali pertama, aku mengirimkan paket kiriman hingga ke Luar Negeri. Sempat bingung, namun akhirnya setelah mencari di google, masalah itu teratasi. Selang lima hari sejak pengiriman barangmu sampai. Syukurlah. Aku pun sempat menyisipkan satu lembar baju batik untuk dikenakan oleh Beverly. Ia sangat berterimakasih atas pemberianku dan berjanji akan memakainya. Dan akhirnya, baby booties Indonesia terpasang apik dalam rangkaian pameran yang Gendercide Awareness selenggarakan bersama dengan baby booties yang dibuat oleh para perempuan lainnya di berbagai belahan dunia. Lengkapnya, silahkan lihat video ini

Semoga Bermanfaat ya.

4 komentar

  1. Waaah keren mbak. baby bootiesnya sampai dikirim ke luar negeri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak nahayu, gak nyangka saja. Salam kenal dari saya :)

      Hapus
  2. Mbak keren bgtttt!! Aku terharu ternyata perempuan Indonesia sgt hebat dan menginspirasi ya mbak.. menginspirasi tulisan essay mbak utk di lombakn.. mbak jg sangat menginspirasi aku!! Congrats ya Mbaaa telah mengharumkan nama Indonesia!! Salam kenal!! 😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mbak Mustika
      Insyaallah perempuan Indonesia emang senantiasa terus diberdayakan

      Hapus

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)