Perubahan sebuah keniscayaan. Tidak ada yang tidak berubah
di dunia ini. Istilah tersebut senantiasa mengiringi setiap aspek kehidupan
manusia. Apalagi saat ini, kita telah memasuki babak baru yang mana orang
menyebutnya dengan istilah Revolusi 4.0. Secara definisi revolusi dapat
diartikan sebagai perubahan yang berjalan cepat. Pada fase ini, ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi sentral point yang berkembang dengan
begitu cepatnya. Peluang sekaligus tantangan menjadi dua sisi mata uang yang
berdampingan. Sehingga setiap cabang ilmu pengetahuan perlu senantiasa untuk
terus di update agar tidak
ketinggalan informasi. Serta mampu menyiapkan para lulusan agar mampu berkembang dan survive menghadapi tantangan. Sebagai upaya dalam mengupas secara
mendalam terkait hal tersebut, maka Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Bengkulu menyelenggarakan kuliah umum dengan tema
menarik , yaitu “Tantangan Inovasi Sosial di Era Digital : Refleksi Kritis dalam
Persepektif Sosiologi".
Sambutan Ketua Panitai Kegiatan Kuliah Umum Jurusan Sosiologi Tahun 2019 |
Acara yang diselenggarakan 22 April 2019 ini mengundang
narasumber Bapak M. Najib Azca selaku Dosen di Departemen Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Beliau juga berperan
sebagai Direktur Pusat Studi Kepemudaan, UGM. Kuliah umum kali ini dihadiri
oleh para dosen sosiologi serta seluruh mahasiswa dari beberapa angkatan.
Acara diawali dengan tari persembahan sebagai bentuk
penghormatan dan penyambutan tamu. Kemudian sambutan dan hiburan menarik dari
Komunitas Seni Musik, FISIP, UNIB. Dilanjutkan dengan acara inti, yakni materi
dari narasumber. Bahan yang disampaikan begitu menarik, diawali dengan Challenges kondisi saat ini, dimana ada
ulasan mengenai perubahan di beberapa aspek kehidupan. Misalnya saja, aspek ekonomi berubah dengan
munculnya transformasi dunia kerja, perubahan skill kerja, dari aspek budaya (kondisi post-truth dan fabrikasi hoax, pesona extremisme-kekerasan), aspek
politik (milenial sebagai obyek politik), pendidikan yang memerlukan perubahan.
Lantas Inovasi sosial menjadi semacam angin segar yang dibutuhkan pada fase ini.
Misalnya pada aspek ekonomi dimana peluang enterpreunership terbuka lebar
melalui munculnya berbagai start up. Kita bisa lihat saat ini dimana kita tidak
perlu lagi susah pesan makanan dan transportasi lancar berkas aplikasi seperti
Grab, tidak perlu susah belanja keluar rumah, cukup dengan situs belanja yang
begitu banyak tersebar seperti shopee.com, bukalapak.com, tokopedia.com. Mau
pesan tiket, berkunjung aja ke traveloka.com, tiket.com dan masih banyak yang
lain. Kemudian aspek budaya yang telah berada di era post truth dengan
banyaknya hoax, sehingga diperlukan literasi dan kreasi digital. Kita dituntut untuk menyebarkan konten
positif melalui internet dan lebih produktif di dunia maya. Pada aspek politik
munculnya aksi kreatif kewargaan dari para generasi milenial. Misalnya melalui
keberadaan sejumlah website yang menyediakan sarana peitisi untuk aktivisme
digital seperti change.org atau kerelawanan seperti inorelawan.org.
Mahasiswa yang bertanya kepada Narasumber, 2019 |
Sedangkan
dari ranah pendidikan, perlunya transformasi pembelajaran lintas batas seperti
pembelajaran AGILE dan Mooc. Pembelajaran tersebut bersifat adaptif dan
proses pembelajaran berpusat pada sang pembelajar dengan karakter aktif,
cerdas, interaktif dan penuh gerak. Sebagai
bentuk kesimpulan, Pak Najib mengutip William Housley (2017) dalam tulisannya “Reorienting Sociology Disruption & Digital
Technology” bahwasanya ada 3 bingkai analisis yang kokok untuk menyimak
digital sebagai kesempatan untuk melihat dunia sosial. Pertama, Studi tentang
penyimpangan dalam tata sosial. Kedua, Pemetaan kontroversi sosial dan
akademik. Tiga, analisis transformasi dan world making. Acarapun dilanjutkan dengan diskusi antara narasumber dengan mahasiswa. Selanjutnya refleksi
penutup ialah Dalil di Era Erupsi : Inovasi Tanpa Henti atau MATI.
Berpose bersama Narasumber Pasca Kegiatan Kuliah Umum |
Thanks for sharing, sukses terus..
BalasHapus