Perasaan haru dan bahagia pasca melahirkan tentunya akan dialami oleh seorang wanita yang mengidamkan buah hati. Rasa haru dan bahagia itu dibarengi pula dengan perasaan lega karena telah melewati masa kehamilan selama 9 bulan. Namun kondisi tersebut dapat berubah beberapa hari kemudian. Perasaan senang yang semula muncul dapat berubah menjadi perasaan sedih, resah, dan khawatir pasca melahirkan. Kondisi ini dinamakan Baby Blues Syndrome. Hampir 50 % ibu akan mengalami perasaan sedih, resah dan khawatir pasca melahirkan. Lantas apa itu Baby Blues Syndrome ?
Baby Blues Syindrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum
Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul perasaan gundah
gulana atau adanya perasaan sedih yang di alamai oleh para ibu pasca
melahirkan. Umumnya terjadi pada 14 hari pertama selepas seorang ibu melahirkan. Dan seringali memburuk pada 3-4 hari pertama. Ketika mengalami hal ini melebihi batas normal waktu 14 hari, maka sebaiknya dapat berkonsultasi ke dokter. Mengapa demikian? hal ini dikhawatirkan dapat menggangu kestabilan psikologis dan menyebabkan Postoartum Depression bagi seorang ibu. Jika kondisi ini terjadi, jelas akan merugikan ibu dan bayi yang dilahirkan. Adapun gejala yang dialami ketika mengalami baby blues syndrome antara lain:
- Emosi yang cenderung labil, serta membuat ibu gampang marah, kurang sabar dan lain sebagainya
- Perasaan sedih serta depresi dalam diri sang ibu sehingga menyebabkan sang ibu bisa menangis tanpa sebab yang pasti
- Merasakan sakit kepala karena keletihan
- Kurangnya rasa percaya diri
- Rasa takut berlebihan terhadap suatu hal
- Susah tidur
Oleh banyak kalangan telah dijelaskan bahwa salah satu penyebab fenomena baby blues syndrome adalah perubahan hormon. Perubahan hormon yang terjadi tidak hanya dialami saat seorang wanita hamil saja. Melainkan ketika pasca persalinan terjadi,perubahan hormon pun mempengaruhi perubahan fisik maupun non fisik seorang wanita. Termasuk dalam soal perasaan yang menyangkut aspek psikologis. Pada kondisi pasca melahirkan, akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon lainnya. Sehingga dapat menyebabkan perubahan pada kondisi fisik sang ibu, dan menyebabkan sang ibu kelelahan, depresi dan gampang badmood.
Disamping itu, pasca melahirkan telah membawa dampak perubahan pola hidup bagi sang ibu. Wanita akan bergelut dengan rutinitas yang baru, mulai dari memandikan, menyusui, merawat sang buah hati yang pada awalnya tidak pernah dijalani akan dijalani setelah hadirnya buah hati. Kondisi ini jelas membutuhkan adaptasi karena rutinitas baru yang dijalani menuntut ibu untuk merawat sang bayi hingga terkadang sang ibu kurang tidur dan merasa letih. DIsaat pola perubahan tersebut terjadi maka muncul kecemasan-kecemasan pada diri sang ibu. Cemas akan kesehatan bayi , cemas masa depan sang bayi, serta muncul rasa tidak percaya diri dalam diri ibu terhadap kemampuannya untuk mengurus sang buah hati. Kondisi ini lah yang acapkali akan memunculkan baby blues syndrome. Pada dasarnya, baby blues memang dianggap normal, namun jelas menyiksa bila dirasakan oleh wanita pasca melahirkan dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, tindakan preventif untuk mengantisipasi hal ini memang perlu dilakukan. Berikut ini beberapa kiat yang diperlukan seorang wanita yang tengah menghadapi persalinan untuk meminimalisir terjadinya baby blues syndrome:
- Di masa kehamilan sebaiknya sudah mulai mempersiapkan mengenai hal-hal meliputi persiapan fisik (dana persalinan, perlengkapan bayi, dan lain sebagainya) serta persiapan mental yang meliputi : cara menghadapi persalinan, cara merawat bayi dan mendidik anak. Kesiapan mental akan membuat sang ibu matang, sehingga akan memunculkan perasaan siap untukmenanti kedatangan sang buah hati.
- Mencari pengetahuan mengenai perawatan bayi, dan hal berkaitan dengan bayi. Pengetahuan dapat diperoleh di berbagai tempat, misalnya melalui majalah, situs internet, buku dan lain sebagainya.
- Dukungan dari keluarga dan khususnya suami menjadi sangat penting. Suami menjadi tempat berbagi dalam keluh kesah yang dirasakan. Ungkapkan apa yang dirasakan oleh sang ibu, sehingga dapat meringankan beban pikiran. Dalam hal ini, ajak suami untuk ikut belajar mengenai berbagai hal terkait dengan persalinan, perawatan bayi dan kondisi ibu pasca melahirkan.
- Memanfaatkan waktu istirahat dengan baik. Tak heran, karena sibuk merawat bayi, sang ibu seringkali lupa istirahat. Sebaiknya, ketika bayi tertidur, manfaatkan waktu tersebut untuk sama-sama tidur dengan sang bayi.
- Sharing dengan cara berbagi pengalaman dengan ibu ibu yang lain untuk mengurangi beban pasca melahirkan. Cara ini terbukti ampuh, setidaknya, dapat membuat perasaan sang ibu lega bahwa pernah ada ibu lainnya yang mengalami hal serupa.
- Perhatikan asupan gizi bagi sang ibu. Hal ini penting karena aktivitas mengurus bayi memang membutuhkan energi dan stamina yang baik, agar sang ibu tidak mudah sakit.
- Berpikir Postif merupakan salah satu hal penting, karena akan memberikan dampak berupa power bagi sang ibu agar senantiasa bersemangat dalam merawat buat hati.
- Bersyukur kepada yang Maha Kuasa merupakan hal penting lainnya. Sadari bahwa kehadiran buah hati merupakan anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita jaga dan rawat dengan baik. Karena masih banyak orang yang menanti untuk diberikan anugerah buah hati deNah, itu tadi kiat yang dapat dilakukan oleh kalian yang belum ataupun tengah mengandung. Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya.
Saya mengalaminya, sedih dan menangis saat baby nangis tidak kenyang karena ASI yg sedikit. Hikkss..
BalasHapussayang banyak yang belum aware perihal baby blues Mba. Padahal ibu yang 'kena' baby blues sangat butuh support sekelilingnya
BalasHapusWah... gitu ternyata, calon ibu harus baca nih....
BalasHapusSama-sama tidur dengan bayi inilah yang kadang ga bisa. Soalnya kerjaan lainnya banyak 😌
BalasHapusWah pengetahuan baru nih. Baby blues syndrom, perlu diketahui buat para ibu baru dan calon ibu.
BalasHapusSebenarnya secara lengkapnya mira bru tau mbk mengenai baby blues ini. Hehe
BalasHapusThanks infonya mbk ika
iya mir, kalau ntar hamil dan melahirkan, jadi udah persiapan :)
HapusItulah pentingnya peranan suami di sini, karena urusan anak itu bukan cuma urusan istri tapi suami pun harus ikut andil. Suami pun juga perlu memiliki pengetahuan ttg asi, apa itu IMD, bagaimana pelekatan yg baik, bagaimana cara melakukan pijat oksitosin, dll. Sehingga istri tidak merasa sendiri mengurus anak. Ingat bikinnya berdua, ngurus anaknya juga berdua dong 😉
BalasHapusBagus tu mas, setuju. Jadi suami siaga ....
Hapus