Multikulturalisme : Semangat Dalam Merajut Bhineka Tunggal Ika



“Multikultural tidak berarti harus menghilangkan Identitas Daerah masing-masing.”

Kutipan singkat tersebut merupakan salah satu pernyataan menarik dari Dr. Agus Setiyanto, M.Hum selaku narasumber dalam seminar bertemakan “Culture For Future” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi FISIP UNIB (17/5) di Aula Gedung Pascasarjana FISIP. Melalui tema “Upaya Meningkatkan Jiwa Multikulturalisme Bagi Mahasiswa” kegiatan seminar  yang di moderatori oleh Ika Pasca Himawati ini merupakan rangkaian dari acara dies natalis HIMASOS FISIP UNIB yang ke 18.
Pada seminar tersbut, dengan gayanya yang khas, narasumber yang juga ahli sejarah Kota Bengkulu ini menjelaskan bahwa konsep multikulturalisme merupakan bentuk dari nilai yang hadir ditengah keberagaman masyarakat Indonesia. Sehingga dapat menjadi pedoman hidup dari seorang individu yang dapat dimanifestasikan melalui upaya menghargai budaya lain (toleransi) sekaligus menjadi dasar dalam memperkuat identitas budaya yang dimilikinya. Terlebih ditengah pengaruh budaya dari luar yang mengusung beragam –isasi maka penting kiranya mahasiswa selaku intelektual muda memposisikan diri untuk terus berupaya memperkuat jati diri dan merawat nilai budaya Indonesia.  Sehingga semangat ini menjadi pondasi guna memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika. 



Langkah yang bisa dilakukan secara sederhana dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Misalnya melalui upaya menyadari arti nama sendiri serta melacak silsilah dan asal usul diri di tengah garis keturunan keluarga. Bila langkah ini dapat dilakukan tidak mustahil dapat memunculkan ikatan emosional yang terajut dalam bingkai kekeraban. Sehingga kita menyadari bahwa terdapat sejarah dan budaya yang menyertai diri kita yang yang sebelumnya telah ada. Sehingga dapat memunculkan romantisme untuk senantiasa melestarikannya.
Disisi lain, hal lain yang bernilai positif dan dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mempertahankan identitas budaya daerah, misalnya melalui berbagai kegiatan yang disalurkan ke dalam organisasi maupun di bidang seni seperti seni peran, teater dan media lainnya. Upaya-upaya ini merupakan bentuk re-tradisionalisasi yang menjadi langkah dalam proses akulturasi dan pelestarian budaya. Hal ini penting karena nilai dalam masyarakat merupakan aspek dinamis yang terus dapat berubah dan berkembang di masyarakat. Bila tidak mampu beradaptasi yang terjadi salah-salah malah menjadi konflik yang justru menciderai nilai multikultur dalam menciptakan semangat kebhinekaan itu sendiri. 

NKRI Harga Mati !!!


Tidak ada komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung ke Blog Saya
Semoga silaturahmi senantiasa terjalin (^_^)